SOSOK Ken Setiawan Pembongkar Ajaran Sesat Ponpes Al-Zaytun, Pemerasan, hingga Pelacuran Pengikut
Ken Setiawan mendadak jadi sorotan setelah membongkar praktik janggal di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun, Sukabumi, Jawa Barat.
SURYA.CO.ID - Sosok pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan mendadak jadi sorotan setelah membongkar praktik janggal di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun, Sukabumi, Jawa Barat.
Ken Setiawan yang merupakan mantan pengurus Ponpes Al-Zaytun bahkan tak segan-segan menyebut ajaran di pesantren tersebut sesat.
Bahkan dia menyebutkan ada dugaan pemerasan terhadap umat hingga praktek pelacuran yang mewarnai kontroversi ponpes Al-Zaytun.
Hal ini dibeberkannya saat ditemui seusai kegiatan Silaturahmi Kebangsaan di Ponpes Hidayatuttholibiin di Desa Karanganyar, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu, Minggu (18/6/2023).
Menurut Ken Setiawan, pihak Ponpes menggunakan Surat Alquran Tadabbur (9:103) untuk menarik iuran paksa dengan dalih infaq.
Baca juga: DEADLINE 7 Hari Tentukan Nasib Ponpes Al-Zaytun dan Panji Gumilang, Ridwan Kamil Serukan Kooperatif
"Besaran infaq itu tergantung daerahnya, di NII itu ada desa maju dan desa tertinggal, kalau desa maju infaqnya per bulannya sekitar Rp 12 miliar dan kalau desa tertinggal sekitar Rp 5 miliar," ungkap Ken Setiawan, dikutip TribunCirebon.com.
Apabila tak bisa membayar, maka pihak Ponpes menawarkan cara lain untuk memenuhi infaq tersebut.
Antara lain dengan menjual anak kandung, bahkan menjual diri.
"'Kamu kan gak punya infaq, nanti saya kasih infaq tapi bayi kamu buat saya'," tutur Ken Setiawan menirukan perkataan pihak Ponpes.
Bila anak tersebut diserahkan, orangtua tak diperbolehkan bertemu buah hatinya hingga banyak yang menjadi gila akibat depresi.
Bahkan, jemaah perempuan ada yang sampai menjual diri dan rela digilir empat laki-laki demi bayar infaq.
Ken yang menjadi pengurus Ponpes Al-Zaytun tahun 2000-2002 tersebut menyebutkan bahwa ajaran yang diberikan mengolaborasikan ajaran islam bugis dan kelembagaan kerasulan.
"Dia menggabungkan beberapa agama menjadi satu lalu menggunakan logika akal," ujar Ken Setiawan dikutip TribunCirebon.com.
Selain itu, ada sejumlah rukun islam yang diubah, di antaranya ketentuan naik haji dan lempar jumrah.
Alih-alih ke Mekkah, jemaah diajari menunaikan ibadah haji dengan mengelilingi Ponpes Al Zaytun selias 1.200 hektare dengan mobil.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.