Gadis 16 Tahun Dirudapaksa
KESELAMATAN Gadis 16 Tahun Korban Rudapaksa 11 Pria: LPSK Turun Tangan, Ada Security Depan Kamar
Keselamatan R, gadis 16 tahun yang dirudapaksa 11 pria kini menjadi sorotan mengingat para tersangka memiliki jabatan dan pengaruh.
SURYA.CO.ID - Keselamatan R, gadis 16 tahun yang dirudapaksa 11 pria kini menjadi sorotan.
Pasalnya, sebagian tersangka yang merudapaksa gadis 16 tahun dan kini telah ditahan, memiliki jabatan mulai dari kepala desa, guru hingga diduga oknum polisi.
Menyadari hal ini, pihak RSUD Undata, Kota Palu, Sulawesi Tengah menempatkan petugas keamanan yang berjaga di depan kamar rawat korban.
Hal ini, dirasa penting karena meskipun korban mendapat pendampingan dari Kementerian Perlindungan Anak, orangtuanya ingin keselamatan putrinya tetap terjamin.
Belum lama ini, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) juga mendatangi keluarga korban.
Baca juga: UPDATE Kondisi Gadis 16 Tahun Dirudapaksa 11 Pria, Operasi Pengangkatan Rahim Kemungkinan Tak Jadi
Wakil Ketua LPSK, Susilaningtias mengungkapkan kedatangannya ke Sulawesi Tengah itu bukan terkait kasus hukumnya, melainkan untuk menggali informasi sebelum memutuskan memberikan perlindungan.
"Kami perlu pertimbangan dalam memutuskan bentuk perlindungan yang akan diberikan ke korban dan keluarga. Kami menggali informasi berkaitan hal tersebut," katanya dikutip dari channel youtube Kompas TV, Sabtu (3/6/2023).
Terkait perlindungan ini, misalnya jika ada ancaman, maka pihaknya akan memberikan perlindungan secara fisik, menjamin rumah aman atau menyiapkan pengawalan pengamanan.
Diakui Susi, sejauh ini dari pengakuan orangtua korban menyebut belum ada ancaman yang datang.
"Tapi memang tidak menutup kemungkinan karena jumlahnya (tersangka) 11 (orang), dan potensi pasti ada," tegasnya.
LPSK juga mengaku siap mendampingi korban selama pemeriksaan kasus ini berlangsung.
Seperti diketahui, kasus pemerkosaan gadis 16 tahun berinisial R di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng) kini terus bergulir.
Terbaru, oknum polisi di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah yang diduga terlibat rudapaksa gadis 16 tahun (sebelumnya ditulis 15 tahun) bersama 10 pria lainnya.
Oknum polisi yang diduga terlibat rudapaksa ini berinisial MKS dan berpangkat Inspektur Dua alias Ipda.
MKS bertugas di Kabupaten Parigi Moutong sebelum akhirnya ditahan di Mako Brimob Polda Sulteng untuk pemeriksaan lebih lanjut kasus ini.
Selain ditahan, MTS juga diganjar nonjob selama proses pemeriksaan.
Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng) Irjen Pol Agus Nugroho menyebutkan, oknum anggota Polri yang diduga terlibat dalam kasus asusila itu belum ditetapkan sebagai tersangka.
"Memang betul yang bersangkutan belum ditetapkan sebagai tersangka, karena khusus untuk yang bersangkutan kita masih minim alat bukti. Harus ada dua alat bukti, kami berpegang pada putusan MK," ujar pria kelahiran Bandung, 14 Agustus 1969 tersebut dalam konferensi pers, Kamis (1/6/2023).
Menurut Agus, Ipda MTS mengenal korban yang meminta pencarian ponsel pintar alias handphone.
Komunikasi keduanya kemudian berlanjut hingga terjadi pelecehan terhadap korban.
"Proses hukum terhadap oknum Polisi itu jika terbukti bisa didahului pidana atau paralel dengan sidang kode etik," ucap Irjen Pol Agus Nugroho.
Irjen Pol Agus Nugroho memastikan proses hukum atas kasus asusila terhadap remaja 16 tahun itu berjalan sesuai koridor.
Dia menambahkan, untuk penyidikan perkara tindak pidana persetubuhan anak di bawah umur itu sudah ditarik dari Satreskrim Polres Parimo ke Ditkrimum Polda Sulteng.
Diketahui, sejak kasus itu bergulir, polisi telah menangkap tujuh dari 11 tersangka.
"Untuk 3 tersangka lain yang masih buron untuk dapat menyerahkan diri. Sehingga penyidikan kasus ini selesai," imbau Kapolda Agus.
Inisial pelaku yang sudah diamankan dan sudah ditetapkan sebagai tersangka yakni AK (47) wiraswasta, AR alias R (26) petani dan MT alias E (36) pengangguran.
Selanjutnya, HR (43), kepala desa yang bertugas di wilayah Kabupaten Parigi Moutong, ARH (40) merupakan aparatur sipil negara yakni guru sekolah dasar.
Sedangkan tersangka yang baru ditangkap, Rabu (31/5/2023) pagi berinisial FN (22) mahasiswa dan KA (32) petani.
Pelaku yang masih buron adalah AW, AS, dan AK .
Operasi Pengangkatan Rahim Korban
Di bagian lain, terungkap kondisi terkini R, gadis 16 tahun yang dirudapaksa 11 pria yang kini dirawat di RSUD Undata, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Sempat dikabarkan gadis 16 tahun asal Parigi Moutong, Sulawesi Tengah itu akan menjalani operasi pengangkatan rahim karena tumor yang diidapnya.
Namun, setelah menjalani perawatan medis di RSUD Undata, Kota Palu, korban R disebut dokter bisa saja tidak perlu menjalani operasi pengangkatan rahim.
Direktur RSUD Undata Palu drg Herry Mulyadi mengatakan, kondisi remaja wanita berusia 16 tahun itu mulai membaik.
"Yang awal masuk kondisinya memprihatinkan setelah beberapa hari, semalam itu diskusi kami dengan dokter yang menangani sangat menggembirakan," kata drg Herry seperti dikutip dari Kompas TV, Jumat (2/6/2023).
Baca juga: SOSOK Kapolda Sulteng yang Disentil karena Sebut Gadis 16 Tahun Digagahi 11 Pria Bukan Dirudapaksa
Ia mengatakan, keluhan yang masih dirasakan remaja tersebut adalah nyeri di bagian perut.
"Dokter periksa nyeri kadang-kadang saja. Tapi perkembangannya cukup bagus," ujar Herry.
Menyinggung soal pengangkatan rahim, pihaknya belum bisa memastikan lebih lanjut.
Menurutnya dari perkembangan yang ada, kemungkinan operasi pengangkatan rahim tidak perlu dilakukan.
Pihaknya masih memerlukan pemeriksaan menyeluruh pada korban sebelum memutuskan melakukan operasi.
"Kalau hasil menunjukkan ada hal berat, maka operasi dijadwalkan minggu depan. Kita tidak berharap kira-kira yang paling berat adalah jika misalnya untuk infeksi, ada tumor dan sebagainya. Kita berharap tidak, karena tanda-tanda tidak ke sana ya," ujar dia.
Dalam wawancara sebelumnya dengan Tribun Palu (grup surya.co.id), drg Herry Mulyadi mengungkap rencana operasi tumor rahim.
"Operasinya (Pengangkatan Tumor Rahim) rencana minggu depan Insya allah berjalan dengan baik," ucapnya pada Rabu (31/5/2023).
Kata Herry, sebenarnya operasi sudah direncanakan minggu kemarin, namun karena ada beberapa hal-hal yang harus dipenuhi, sehingga operasi itu semoat tertunda.
"Kemarin sebenarnya sudah mau di operasi tapi setelah di cek ini belum bisa, ada yang perlu di tindaki terlebih dahulu seperti perbaikan kondisi pasien baru dilaksanakan operasi," ujarnya.
Menurut Herry, dalam proses operasi ada 3 dokter yang akan menangani yakni dari Dokter Bedah Anak, Dokter Onkologi dan Dokter Bedah Digestif.
"Jadi harus ada tindakan akurat (operasi) yang dilakukan, keluarganya sudah tau, ada hal-hal yang diselamatkan supaya tidak menjalar, kalau tindakan operasi ini dilakukan sudah jelas (tidak bisa punya anak)," tuturnya.
Dia menambahkan, untuk saat ini kondisi korban asusila itu cukup baik dan sudah ditempatkan diruangan khusus (diisolasi).
Sebelumnya pendamping hukum korban dari Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (UPT DP3A) Sulteng, Salma, mengungkap kondisi korban.
"Korban saat ini mengalami insersi akut di rahim dan ada tumor. Dan ada kemungkinan rahim anak ini akan diangkat," ujar Salma.
Baca juga: NASIB Nashir Tersangka Pembunuhan dan Rudapaksa Putri Pj Gubernur Papua Pegunungan, di-DO Kampus
Salma turut mengungkap kondisi korban yang harus kembali mendapatkan perawatan intensif di UGD rumah sakit Palu.
Pasalnya, korban kembali mengeluh sakit di bagian perut dan kemaluan.
Pihaknya juga membenarkan kondisi kesehatan korban terganggu setelah mengalami tindakan pemerkosaan oleh 11 terduga pelaku.
Berdasarkan pemeriksaan medis, korban saat ini mengalami gangguan reproduksi.
"Iya, pastinya iya karena kejadian ini kan setahun lalu kemudian pascakejadian itu anak ini kemudian mengalami gangguan reproduksi dan menurut dokter kejadian pemerkosaan oleh 11 orang itu memperparah gangguan reproduksi korban," imbuhnya.
Selain itu juga diperparah dengan kondisi psikologis yang tertekan dan kesehatan yang memburuk.
"Korban sangat terguncang, tertekan secara psikologi dan diperparah dengan kondisi kesehatannya juga terus semakin memburuk," kata Salma, Rabu (31/05/2023).
Salma mengatakan, UPTD Perempuan dan Anak Provinsi Sulawesi Tengah memberikan pendampingan terhadap korban, baik dari sisi hukum maupun psikologis korban.
"Selain pendampingan pada kesehatan korban kami juga fokus pada pendampingan proses hukum," ucap Salma.
Salma menambahkan pihaknya akan berkoordinasi dengan Kapolres Parigi Moutong untuk mengetahui perkembangan kasus pemerkosaan tersebut.
"Apa yang ditetapkan penyidik di sana. memastikan juga pasal-pasal yang dikenakan mengakomodir kepentingan hukum atau memberikan Efek jera kepada para pelaku," ujarnya. (kompas.comn/tribun palu/tribunnews)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul UPDATE Kasus Asusila di Parigi Moutong, Korban IR Kemungkinan Tak Perlu Operasi Pengangkatan Rahim
Gadis 16 Tahun Dirudapaksa
Gadis 16 Tahun Dirudapkasa 11 Pria
Keselamatan Gadis 16 Tahun Dirudapaksa
LPSK Dampingi Gadis 16 Tahun Korban Rudapaksa
SURYA.co.id
Polda Sulteng
surabaya.tribunnews.com
SOSOK Tersangka ke-11 yang Setubuhi Gadis 16 Tahun Ditangkap, Sebelumnya Polisi, Kades, Guru Dicokok |
![]() |
---|
NASIB Perwira Polisi Tersangka Rudapaksa Gadis 16 Tahun Bersama 10 Pria Lain, Ditarik dari Brimob |
![]() |
---|
UPDATE Kondisi Gadis 16 Tahun Dirudapaksa 11 Pria, Operasi Pengangkatan Rahim Kemungkinan Tak Jadi |
![]() |
---|
SOSOK Kapolda Sulteng yang 'Disentil' karena Sebut Gadis 16 Tahun Digagahi 11 Pria Bukan Dirudapaksa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.