Wawancara Eksklusif
Wawancara Eksklusif Kepala BKKBN Jatim Maria Ernawati, Berhasil Turunkan Stunting Hinga 19,2 Persen
Wawancara eksklusif dengan Maria Ernawati selaku Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur.
Penulis: Zainal Arif | Editor: irwan sy
Kami membentuk kelompok-kelompok kegiatan, diantaranya Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, dan Bina Keluarga Lansia.
Keluarga yang memiliki balita akan kami bina supaya optimal dalam tumbuh dan kembangnya balita.
Kemudian keluarga yang memiliki remaja akan kami dampingi supaya mempunyai rencana kehidupan kedepan.
Termasuk lansia yang akan tetap kami dampingi untuk kesejahteraannya, BKKBN sampai membentuk usaha peningkatan pendapatan keluarga akseptor (UPPKA).
Harian Surya: Pemerintah sedang gencar menurunkan tingkat prevelensi balita stunting. Dan Jawa Timur masih diangka 19,2 persen. Apa yang dilakukan BKKBN untuk menurunkan tingkat prevelensi stunting di Jatim?
Maria Ernawati: Kami mengemban tugas lagi melalui Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting.
Ada jangka waktunya yakni dari 2021 sampai 2024 prevalensinya harus turun 14 persen.
Di Jawa Timur tahun 2022 telah turun 4,3 poin. Dimana pada 2021 kami masih di prevelensi 23,5 persen alhamdulillah di tahun 2022 prevelensi stunting turun menjadi 19,2 persen.
Kalau melihat penurunannya, ditambah dukungan dari pemerintah daerah baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, saya sangat optimis untuk bisa mencapai target dari pemerintah 14 persen.
Secara regulasi pemerintah daerah ini sudah membentuk tim percepatan penurunan stunting. Tim ini terdiri dari lembaga instansi, pihak swasta, masyarakat, media, sampai perguruan tinggi.
Harian Surya: Apa itu stunting? Kenapa sangat berpengaruh dalam peningkatan SDM di Indonesia?
Maria Ernawati: Jadi stunting itu suatu kondisi gagal tumbuh kembang anak pada 1000 hari pertama kehidupan. 270 hari disaat didalam kandungan dan 730 hari paska melahirkan.
Kondisi di mana balita tidak bisa tumbuh optimal secara fisik alias pendek. Tetapi yang pendek juga belum tentu stunting karena juga harus mengukur bagaimana tingkat kecerdasannya.
Kami berharap pada masyarakat agar memahami bahwa stunting itu bukan penyakit namun kondisi kurang gizi pada anak yang kronis.
Harian Surya: Secara teknis, program apa yang sudah dilakukan BKKBN bersama pemerintah daerah maupun kabupaten untuk menurunkan prevalensi stunting di Jatim?
Wawancara Eksklusif Zulia Mahendra, Putra Sulung Amrozi Pelaku Bom Bali yang Kini Cinta Indonesia |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif Gubernur Khofifah, Sukses Bawa Jatim Jadi Provinsi Terdepan di Indonesia |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif Ketua DPRD Jombang Hadi Atmaji, Optimisme Tinggi dari Kursi Legislatif |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Sang Bunga Desa yang Majukan Wisata |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif - Gebrakan Bupati Gus Fawait, Warga Jember Gratis Berobat di Faskes se-Indonesia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.