Berita Kota Surabaya

Cegah Panic Buying Selama Ramadhan, Pemkot Surabaya Siap Gerojok Ratusan Ton Beras dan Minyak Goreng

Kepala Bidang Distribusi Perdagangan (Dinkopdag) Surabaya, Devie Afrianto menjelaskan, stok akan ditingkatkan di atas kebutuhan normal.

surya/bobby constantine koloway
**** Pemkot Surabaya mendistribusikan beras kepada pedagang di sejumlah pasar. Pemkot memastikan stok aman selama Ramadhan. 

SURYA.CO.ID, KOTA SURABAYA - Pemkot Surabaya mewaspadai lonjakan harga berbagai komoditas selama bulan puasa Ramadhan 2023. Karena itu pemkot memastikan stok sejumlah komoditas tercukupi dan siap memasok beras dan minyak goreng dalam jumlah besar.

Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (Kabag Perekonomian dan SDA) Kota Surabaya, Dewi Wahyu Wardani pun telah mengoordinasikan masing-masing dinas untuk memastikan stok aman. Dengan jaminan tersebut, diharapkan harga terkendali dan inflasi bisa terus ditekan.

"Selain dua komoditas tersebut, kami juga mewaspadai kenaikan cabai, bawang merah, tepung, dan telur. Sebab, saat Ramadhan biasanya paera ibu membuat kue dan bapaknya suka yang pedas," kata Dewi, Selasa (7/3/2023).

Untuk beras, pihaknya akan berkoordinasi dengan bulog. Pihaknya memastikan stok aman selama Ramadhan sehingga harga tetap terjangkau. "Kita melihat stok di pasar masih cukup, masih terpenuhi dan tidak kekurangan. Maka dalam satu bulan ke depan kami mengimbau warga Kota Surabaya tidak aksi borong atau panic buying,” ujar Dewi.

Kepala Bidang Distribusi Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya, Devie Afrianto menjelaskan, stok akan ditingkatkan di atas kebutuhan di hari normal. Sebagai perbandingan, pihaknya mengalokasikan 133 ton minyak goreng selama Februari. Untuk beras, pihaknya mendistribusikan 616 ton di kurun waktu yang sama.

Distribusi tersebut di antaranya dengan operasi pasar. "Operasi pasar tidak untuk masyarakat, tetapi untuk pedagang pasarnya. Harapannya saat mereka mendapatkan harga kulak yang bagus, harga jualnya juga wajar,” kata Devie.

Sedangkan untuk komoditas lainnya, pihaknya berkoordinasi dengan pasar induk. "Mereka punya akses langsung ke petani. Harga relatif lebih bagus karena ambil langsung,” ujarnya.

Tidak hanya dengan kolaborasi penyelesaian di hilir, pemkot juga menyiapkan strategi di daerah penghasil dan menekan biaya distribusi. Di antaranya lewat Kerjasama Antar Daerah (KAD) dengan kabupaten/kota penghasil dan menekan biaya ongkos angkut.

Daerah penghasil yang mulai melakukan penjajakan adalah Nganjuk dengan komoditas bawang merah), Blitar (telur), dan beberapa daerah lain. "Kerjasama business to bussiness sudah jalan. Mereka langsung membawa komoditinya ke Surabaya," paparnya.

Pun apabila stok di daerah penghasil kosong, karena faktor cuaca misalnya, pihaknya mendorong masyarakat untuk ikut menanam di Surabaya. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian telah banyak melakukan sosialisasi hal ini.

Di antaranya, soal pemanfaatan lahan pekarangan milik warga. Serta, memberikan bantuan bibit hingga melakukan penanaman di Taman Hutan Raya (Tahura).

"Kami memberikan peningkatan kapasitas pada masyarakat. Pelatihan untuk tidak harus memanfaatkan lombok dalam bentuk segar, bahwa bisa menjadi olahan cabai kering,” ujar Kepala Bidang Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Lilis Pristiwati.

Hingga Selasa (7/3/2023), pantauan sejumlah komoditas di beberapa pasar masih relatif stabil. Di antaranya, MinyaKita masih Rp 14.000 per liter, telur Rp 26.000 per KG, bawang merah Rp 33.000 per KG, dan beras medium Rp 8.900 per KG. *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved