SMA Double Track Jatim Cetak 9.600 Wirausaha Muda, Omzet Miliaran

SMA Double Track Jatim cetak 9.600 wirausaha muda dengan omzet Rp4,7 miliar. Dispendik Jatim raih MURI & sukses dorong ekonomi daerah.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Cak Sur
Istimewa
SMA DOUBLE TRACK - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa bersama Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai meninjau stan hasil karya siswa peserta Program SMA Double Track dalam ajang Millennial Entrepreneur Award (MEA) 2025 di Surabaya. Program ini menghubungkan sekolah dengan dunia usaha dan industri (DUDI), serta berhasil mendorong siswa SMA berwirausaha. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA – Paradigma pendidikan menengah di Jawa Timur (Jatim) resmi berubah total. Melalui program SMA Double Track (DT), sekolah kini tak sekadar menjadi tempat belajar teori, melainkan inkubator yang melahirkan wirausaha muda siap bersaing. 

Inovasi ini berhasil menghubungkan sekolah dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) secara nyata, terbukti dengan omzet akumulasi program yang mencapai Rp 4,7 miliar per Agustus 2025.

Bahkan, rata-rata omzet siswa mandiri per bulan mencapai Rp 5–7 juta.

Pembentukan KUS Terbanyak Raih Penghargaan MURI

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Jatim, Aries Agung Paewai, mengungkapkan keberhasilan program ini dalam acara Millennial Entrepreneur Award (MEA) 2025 di Graha ITS, Rabu (8/10/2025).

Program hasil kerja sama Dispendik Jatim dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini, telah membentuk 1.600 Kelompok Usaha Siswa (KUS) dari 144 SMA se-Jawa Timur, melibatkan total 9.600 anggota aktif.

"Sekolah sekarang terkoneksi langsung dengan dunia usaha. Ada siswa yang membuka jasa tata rias, kuliner hingga multimedia. Rata-rata omzet mereka mencapai Rp 5–7 juta per bulan,” ujar Aries.

Atas capaian fantastis tersebut, program SMA Double Track Dispendik Jatim menerima penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai pembentukan Kelompok Usaha Siswa (KUS) terbanyak di Indonesia.

Pendidikan Menyentuh Realitas Bisnis

Aries menjelaskan, program Double Track ini fokus pada kolaborasi langsung dengan DUDI. Tujuannya agar siswa tidak hanya belajar membuat produk, tetapi juga menguasai strategi pemasaran, branding, dan manajemen keuangan.

"Mereka belajar langsung dari pelaku usaha. Jadi bukan sekadar praktik di sekolah, tapi betul-betul menyentuh realitas bisnis,” tambahnya.

Berdasarkan data Dispendik Jatim, sekitar 62 persen lulusan SMA Double Track kini memiliki usaha mandiri atau langsung bekerja sesuai dengan keterampilan yang mereka peroleh.

Akumulasi omzet seluruh kompetensi DT di 144 sekolah sejak Januari hingga Agustus 2025 sudah mencapai Rp 4,7 miliar, menegaskan bahwa pendidikan menengah mampu menjadi motor penggerak ekonomi daerah.

Apresiasi Gubernur: Karya Siswa Tembus Pasar Hong Kong

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, yang hadir dan menerima penghargaan MURI, menilai program Double Track adalah bukti konkret bahwa pendidikan bisa sejalan dengan pemberdayaan ekonomi.

Sumber: Surya
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved