Berita Mojokerto

Di Kota Malang, Ojol Perempuan Ada yang Berasal Dari Warga Kelas Ekonomi Mapan

Sejumlah pengemudi ojek online perempuan di Kota Malang diketahui berasal dari warga kelas ekonomi mapan.

Penulis: Benni Indo | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/benni indo
Para perempuan pengemudi ojek online berkumpul di Aula Dinsos P3AP2KB dalam sebuah acara yang diselengarakan oleh pemerintah. 

SURYA.CO.ID, MALANG - Sejumlah pengemudi ojek online perempuan di Kota Malang diketahui berasal dari warga kelas ekonomi mapan.

Meskipun jumlah mereka tidak mendominasi, namun kondisi itu nyata ada di Kota Malang.

Hal itu disampaikan Kabid Pemberdayaan Perempuan Dinas Sosial P3AP2KB, Kota Malang, Ani Rahma Wiyadi, Kamis (2/2/2023).

Ani mengatakan, informasi itu ia ketahui setelah dilakukan pendataan terhadap sejumlah pengemudi ojek perempuan di Kota Malang.

"Ojek perempuan di Kota Malang pada awalnya yang sudah masuk daftar 85. Setelah berkembang, sampai saat ini ada 91 orang yang masuk ikut daftar wilayah Kota Malang saja," ujarnya.

Se-Malang Raya jumlah ojek perempuan diperkirakan mencapai 150 orang lebih.

Diungkapkan Ani, masyarakat dari kelompok mapan mau bekerja sebagai pengemudi ojok karena ingin mendapatkan pengalaman kerja.

Selain warga yang sudah mapan, para mahasiswi juga dikatakan Ani ada yang menjadi pengemudi ojek perempuan.

"Kalau melihat strata sosial, mereka bukan orang miskin. Ada yang orang kaya jadi ojol, bahkan anak-anak mahasiswi ada. Mungkin karena ingin punya pengalaman, sehingga jadi ojol. Meski begitu, yang mendominasi kelompok ekonomi menengah ke bawah," paparnya.

Dinas Sosial P3AP2KB Kota Malang menyelenggarakan pertemuan dengan para pengemudi ojek online se Malang Raya.

Program ini turunan dari tingkat provinsi atas kehendah Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

Dalam pertemuan yang berlangsung di Aula Dinsos, Jl Sulfat tersebut, diketahui sejumlah persoalan yang dihadapi oleh pengemudi ojok perempuan.
Beberapa di antaranya adalah kesulitan untuk mengakses pembiayaan BPJS Kesehatan.

"Mereka sering menghadapi kesulitan, walapun masuk anggota BPJS, banyak yang menunggak. Mereka juga tidak mampu membayar tunggakan, akhirnya kami upayakan membantu untuk mencari solusi dengan BPJS Kesehatan," ujar Ani.

Para pengemudi ojek perempuan ini juga bekerja sampai malam.

Banyak yang bekerja hingga pukul 10 malam lebih. Mereka pun diimbau untuk waspada saat kerja malam hari.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved