SOSOK Jasman Mangandar yang Sindir Sikap JPU saat Baca Dakwaan Bharada E, Singgung Profesionalitas

SURYA.CO.ID - Siapa sosok Jasman Mangandar yang sindir sikap sikap Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam sidang pembacaan dakwaan untuk Richard Eliezer atau Bharada E?

Sidang kasus pembunuhan Brigadir J tak ada hentinya menarik perhatian publik. Tak hanya karena melibatkan sebuah institusi besar di Indonesia, namun juga hukuman yang diberikan pada pelaku pun menjadi sorotan.

Pada sidang dua pekan lalu, hukuman lima terdakwa telah dibacakan. Masing-masing mendapat durasi hukuman berbeda.

Di antaranya, Ferdy Sambo dituntut seumur hidup, Bharada E dituntut 12 tahun penjara, sementara tiga terdakwa lain, Putri Candrawathi, Kuat Maruf, dan Bripka R dituntut 8 tahun penjara.

Baca juga: BIODATA Soleman B Ponto, Pakar Intelijen yang Akui Bharada E Diperalat Ferdy Sambo: Mantan Jenderal

Bharada E menjadi terdakwa yang tak luput dari sorotan publik. Peran dia sebagai justcie collaborator tak memberikan pengaruh apapun pada jumlah hukuman yang ia terima.

Tidak sampai di situ, jaksa yang membacakan hukuman untuk Bharada E pun tak luput dari sorotan.

Jaksa Paris Manalu disebut harus menahan tangisnya hingga hanya suara bergetar yang keluar saat pembacaan hukuman itu.

Atas perilaku itu, dia mendapat kritikan dari Jasman Mangandar, jaksa senior yang turut mengikuti kasus ini.

Melansir Tribunnews, Jasman Mangandar mengatakan bahwa hal yang dilakukan oleh Paris Manalu sebagai bentuk tidak profesional.

"Enggak (biasa). Itu menunjukkan jaksa seperti ini, jaksa apa. Jaksa itu (harusnya) berintegritas, profesional, berani," ujar Djasman dalam program Rosi, seperti dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV pada Minggu (29/1/2023).

Diakui oleh Jasman, kejadian jaksa menahan tangis dan bahkan dikuatkan oleh jaksa lainnya itu menjadi perbincangan.

Dia heran apa yang ada di pikiran jaksa ketika menangis membaca tuntutan Bharada E di kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

"Susah saya mengatakan itu (yang bisa membuat jaksa menangis). Karena saya jarang nangis, saya orangnya keras. Jadi saya sulit membayangkan, ada apa di benak jaksa ini? Kok sampai dia mau menitikkan air mata," tuturnya.

Menurut Djasman, tidak ada jaksa yang menangis ketika membaca tuntutan dari seorang terdakwa di dalam persidangan.

Djasman lantas mendorong agar jaksa yang menangis itu untuk diperiksa.