Berita Ponorogo

Pasar Janti Diduga Jadi Lokalisasi dengan Modus Warkop, DPRD Ponorogo Desak Kembalikan ke Fungsi

Salah satu tempat yang disinyalir jadi lokasi bisnis esek-esek adalah Pasar Janti, Desa Ngrupit, Kecamatan Jenangan, Ponorogo.

Penulis: Pramita Kusumaningrum | Editor: irwan sy
IST
Pasar Janti yang diduga jadi salah satu lokalisasi terselubung dengan modus warung kopi di Ponorogo. 

Berita Ponorogo

SURYA.co.id, PONOROGO - Bisnis esek-esek berbalut warung kopi diduga masih tumbuh subur di Ponorogo.

Salah satu tempat yang disinyalir jadi lokasi bisnis tersebut adalah Pasar Janti, Desa Ngrupit, Kecamatan Jenangan, Ponorogo.

Kalangan legislatif meminta untuk mengembalikan kembali fungsi Pasar Janti.

Mereka juga mendukung penuh upaya pemerintah desa (pemdes) setempat merevitalisasi potret buram Pasar Janti difungsikan kembali sebagai pasar.

“Kami sudah ke lokasi. Dan praktik prostitusi itu berada di atas tanah desa,” ujar Wakil Ketua DPRD Ponorogo Dwi Agus Prayitno (Kang Wie), Kamis (26/1/2023) kepada Tribunjatim.com.

Dia menjelskan denhan mengembalikan ke fungsinya menjadi pasar tentu akan meningkatkan pendapatan asli desa agar lebih mandiri lagi.

Tidak sekedar mendukung, kalangan dewan siap mensupport dari sisi penganggaran. 

“Untuk tahap awal, anggaran dapat dialokasikan dari DD (Dana Desa) dulu. Selanjutnya kami support anggaran berikutnya,” kata Kang Wie.

Dwi menegaskan bahwa rencana itu tak sekedar merevitalisasi, namun pihaknya juga memberikan catatan kepada pemkab agar ikhtiar itu diikuti solusi.

Perlu dilakukan pendataan untuk mengidentifikasi asal daerah para penjaja di pasar tersebut.

“Tidak hanya satpol pp (satuan polisi pamong praja) saja. Ini  lintas sektoral dan pemerintah daerah untuk merumuskan bersama-sama langkah lanjutan kepada para pelaku warung remang tersebut,” tegasnya.

Menurutnya, jika para penjaja itu asal Ponorogo, dinas terkait dapat menindaklanjuti dengan pembekalan pelatihan kerja.

Pun dilakukan secara kontinyu hingga yang bersangkutan dapat mandiri secara ekonomi, sehingga potensi untuk kembali ke ‘habitat’ sebelumnya dapat diantisipasi.

“Selain satpol pp, juga ke dinas sosial. Lalu Disperdakum dan Disnaker. Metro berkoordinasi untuk menindaklanjuti pemberian keterampilan serta pendampingan hingga mereka itu benar-benar berdikari. Artinya, jangan sampai balik ke potret kelam itu tadi,” pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved