TRAGEDI AREMA VS PERSEBAYA
Kiprah Relawan Psikososial Universitas Muhammadiyah Malang Dampingi Korban Tragedi Kanjuruhan
Katanya korban tragedi Kanjuruhan tidak dikenakan biaya di RS, tapi ternyata mereka bayar sendiri. Jika tidak membayar maka tidak ada perawatan.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, MALANG - Mahasiswa semester III Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Apriliani Putri Andini dan Ferdyn Divanico Fawwaz Muhammad pun menjadi relawan psikososial yang diadakan Fakultas Psikologi UMM.
Seminggu pascakejadian tragedi Kanjuruhan, berdiri posko di kampus UMM. Posko beroperasi mulai 6 Oktober sampai akhir November 2022.
"Saya bergabung dengan tim relawan karena saya secara sukarela ingin ikutan serta ingin cari pengalaman terjun langsung. Saya pikir jika terjun langsung, maka saya akan pengalaman dan lebih tahu kondisi di lapangan," jelas Putri, Selasa (17/1/2023).
Ia mendapat bagian tugas home visit, kegiatan sosial di sekolah-sekolah dan jadi petugas skrining di rumah-rumah.
"Saya jadi lumayan banyak tahu kondisi para korban/penyitas di sana. Saya dapat keluarga korban meninggal, luka-luka berat. Untuk masalah kesehatan, mereka sebenarnya waktu itu sudah agak membaik," jelas dia.
Terutama pada kesehatan fisiknya itu. Sebab kejadiannya sudah seminggu. Ia pertama kali turun home visit pada 6 Oktober 2022.
"Saya kebagian di Kecamatan Dampit, Wajak dan di Sumberpucung, Kabupaten Malang. Saya mengunjungi lima rumah. Dari cerita korban yang dikunjungi, mereka bercerita tentang sepupu-sepupunya yang kena," papar wanita berhijab ini.
Setelah home visit, jika ada tindak lanjut ke psikolog, maka Putri datang lagi bersama psikolog ke rumah sasaran. Yang ditangani relawan adalah pertolongan pertama pada psikologisnya. Sedang psikolog lebih mendengarkan curhatnya dan memberi terapi.
Ditanya apakah relawan masih terhubung dengan mereka? Ia menjawab sudah tidak lagi. Hal ini karena kegiatannya sudah berakhir pada November 2022 lalu.
"Sebab langkah kami itu untuk jangka menengah, bukan jangka panjang," kata dia.
Kondisi terakhir dalam bahasa psikologisnya adalah dalam psikisnya mereka sudah baik dan cepat pulih karena dapat dukungan sosial dari sekitarnya.
"Saya lihat mereka yang dapat bencana tragis ini nampak memegang prisip legawa. Ketika ada keluarga meninggal, awalnya tidak iklas. Tapi dicari tahu lagi sepertinya ini mungkin rencana Gusti Allah," paparnya.
Sedang yang mengalami luka fisik, kata Putri, yang diketahuinya ada yang kakinya bengkok. Permasalahan yang dihadapi adalah pada rumah sakit (RS).
Di mana, katanya, korban Kanjuruhan tidak dikenakan biaya, tapi ternyata mereka bayar sendiri.
liputan khusus
liputan khusus tragedi kanjuruhan
Universitas Muhammadiyah Malang
korban tragedi Kanjuruhan
relawan psikososial
tragedi Kanjuruhan
Dua Balita Anak Korban Tragedi Kanjuruhan Terus Menanyakan Ibunya |
![]() |
---|
Hingga Kini Bagas Satria Korban Tragedi Kanjuruhan Belum Bisa Berjalan |
![]() |
---|
Gadis 17 Tahun Korban Tragedi Kanjuruhan Berjuang Sembuh dari Hilang Ingatan |
![]() |
---|
3 Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Minta Bebas saat Sidang di PN Surabaya, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Tim Kuasa Hukum Korban Kanjuruhan Enggan Datang di SidangĀ |
![]() |
---|