Berita Surabaya
50 Tahun PDIP, Kaum Milenial Surabaya: Partainya Wong Cilik, Militan dan Terbuka
Menyambut HUT ke-50 PDI Perjuangan, Taruna Merah Putih Kota Surabaya menggelar diskusi bertajuk "PDI Perjuangan di Mata Gen Z & Milenial".
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Cak Sur
“Keluarga saya tidak ada yang ikut politik, tetapi pasti memilih banteng di bilik suara,” kata Sereza.
"Saya melihat partai ini (red, PDIP) sangat konsen pada rakyat kecil. Apapun kebutuhan dari masyarakatlah yang didahulukan. Itu yang saya lihat," ungkapnya.
Berbeda pengalaman, Zaetun Taher mengungkapkan, sejak menjadi aktivis mahasiswa dulu, ia tidak membenci politik. Bahkan teman kuliahnya juga banyak mengatakan hal sama.
“Ternyata yang keliru adalah point of view-nya. Salah menangkap sudut pandangnya. Jadi, bukan tentang politiknya,” kata Zaetun.
"Juga kesalahan pada instrumennya. Tidak tepat memilih influencer, dalam menggaet anak-anak muda. Karena anak-anak muda sekarang gemar dengan medsos,” kata dia.
Alumni Fakultas Hukum Universitas Airlangga itu termasuk mendapatkan “warisan ideologis” dari keluarganya sebagai pemilih PDIP.
"Dan yang diurus PDIP itu negara serta rakyat, terutama kalangan wong cilik. Itu yang saya lihat dari partai ini," terangnya.
Ia menyarankan, anak-anak muda untuk melek politik. Apalagi menghadapi Pemilu 2024.
“Politik itu tidak seram, dan tidak seperti yang dibayangkan. Dan di tahun 2024, ketika memasuki Pemilu, anak muda harus terlibat. Jangan hanya di sosmed saja," pintanya.
Ketua Karang Taruna Surabaya, Fuad Benardi yang juga putra sulung Bu Risma mengatakan, dirinya masuk barisan PDIP karena kemauan sendiri. Sekalipun ibunya kala itu menjabat sebagai Wali Kota Surabaya dari PDIP dan menjabat Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kebudayaan.
“Saya masuk PDIP karena kemauan sendiri. Saya masuk menjadi kader PDIP sejak 2015," ungkap Fuad.
Fuad bergabung PDIP, karena tertarik pada pemikiran Bung Karno. Menurut dia, gagasan-gagasan Bapak Bangsa itu masih relevan sampai sekarang.
"Pemikiran Bung Karno itu memang visioner, di mana beliau itu memikirkan sesuatu hal yang sampai sekarang ini masih ada," paparnya.
Sementara, Ketua DPC PDIP Surabaya Adi Sutarwijono memaparkan, bahwa kader PDIP itu harus berada di tengah-tengah rakya, dan bekerja untuk kepentingan masyarakat. Kader PDIP harus pribadi yang terbuka dan mudah diakses warga masyarakat.
“Sehingga warga masyarakat merasa diayomi, didampingi dan dibela serta diperjuangkan kepentingan-kepentingannya. Terlebih ketika berada dalam kesulitan,” kata Adi, yang juga Ketua DPRD Kota Surabaya.
Berita Surabaya Hari Ini: Peluncuran Koperasi Digital, Jadwal Commuter Line yang Baru |
![]() |
---|
Berita Surabaya Hari Ini: Golkar Buat Lomba Cipta Oleh-oleh, Investasi Mulai Naik, Prestasi Pelajar |
![]() |
---|
8 Landmark dan Ikon Budaya Kota Surabaya, Daya Tarik Wisata Ibu Kota Jawa Timur |
![]() |
---|
Rute dan Lokasi Parkir Parade Surabaya Vaganza, Hari Ini 25 Mei 2025 Mulai Pukul 13.00 WIB |
![]() |
---|
Patuhi Larangan Wisuda SMA/SMK di Jatim, Ini Cara Sederhana SMAN 2 Surabaya Rayakan Kelulusan Siswa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.