Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
KASUS SUBANG TERKINI, 5 Fakta Penjelasan Dokter Hastry Soal Pembunuh Tuti Suhartini dan Amel
Berikut update kasus Subang terkini, sederet Penjelasan Dokter Hastry Soal Pembunuh Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Saya memutuskan untuk ke Subang.
Saya didatangi lewat mimpi," ungkap dr Hastry.
Karena mendapat petunjuk dimintai tolong korban dan diminta masyarakat, akhirnya dr Hastry pun ke Subang dan melakukan autopsi ulang jenazah Tuti dan Amel.
Dari hasil pemeriksaannya, dr Hastry memastikan saat ini penyidik sudah menemukan dua alat bukti yang akan dijadikan untuk penetapan tersangka.
Apakah tersangkanya termasuk dari saksi yang kerap dimintai keterangan polisi, dr Hastry mengatakan bukan kewenangan dia mengungkapkan ke publik.
Dia hanya menjelaskan dalam kasus apapun kalau dalam pemeriksaan ternyata saksi itu terbukti, statusnya bisa dinaikkan menjadi tersangka.
Dr Hastry juga memastikan jika dalam kasus ini polisi tidak membutuhkan pengakuan tersangka.
Menurutnya, jika alat bukti sudah terkumpul dan sesuai undang-undang, sudah bisa dipakai untuk menjerat tersangka.
"Minimal dua alat bukti sudah bisa dilanjutkan dan disidang," tegasnya.
Lalu, bagaimana meyakinkan hakim kalau tersangka terus mengelak?
Menurutnya nanti ahli akan memberikan kesaksian sesuai keilmuannya masing-masing.
"Kalau saya keadaan jenazahnya karena forensik patologi. Dari DNA ada ahli DNA. Lalu, dari detektor kebohongan. Ahli IT, bisa didatangkan juga ke pengadilan.
Pengakuan tidak diperlukan, memenuhi dua alat bukti sudah lengkap," tegasnya.
5. Pembunuh Kuasai Ilmu Forensik
Pembunuh ibu dan anak di Subang, Jawa Barat dipastikan memahami ilmu forensik, namun dalam pelaksanaannya terburu-buru sehingga masih meninggalkan jejak.
Hal ini diketahui dari kondisi jenazah korban korban yang dimandikan dan lokasi kejadian yang banyak genangan air untuk membersihkan sidik jari.
dr Sumy mengakui bahwa pelaku memiliki ilmu pengetahuan luar biasa dan sangat faham dunia forensik.
Menurutnya, hal itu dimungkinkan karena saat ini sangat mudah mengakses pengetahuan tentang forensik.
Meski memahami forensik, namun kejahatan yang dilakukan pelaku tidak sempurna.
Tim Inafis Mabes Polri dan Polres Subang masih bisa mendeteksi sidik jati di tembok yang kering, pintu masuk, pintu keluar dan di mobil.
Bahkan di setiran mobil dan pintu bagasi yang sudah dibersihkan dengan air pun masih bisa dideteksi sidik jari.
"Bisa ditemukan, mungkin waktu membersihkan cepat-cepat.
Kemarin saya dapat, sidik jari di sekitar mobil, di rumah juga," ujar dr Hastry dikutip dari channel youtube Denny Darko yang tayang, Selasa (23/11/2021).
Diakui dr Hastry, sidik jari memang bisa dibersihkan dengan sabun. Karena itu jenazah kedua korban sengaja dimandikan.
Di jenazah korban ini, Hastry mengaku memang tidak menemukan satu pun sidik jari.
Selain karena dimandikan, seusai dibunuh jenazah langsung diautopsi tanpa dilakukan swab lengkap.
"Otomatis sidik jari yang ada di situ hilang," akunya.
Meski begitu, petunjuk yang didapat dinilai sudah sangat kuat untuk menjadi alat bukti yang bisa menjerat tersangka pembunuh ibu dan anak di Subang.
Apalagi, bukti yang didapat dr Hastry ini juga akan dikolaborasikan dengan sejumlah alat bukti lain seperti file detektor kebohongan, psikologi forensik hingga ilmu grafologi.
"Kepolisian didukung oleh tim forensik menyeluruh ilmunya," tegasnya.
Saat ditanya, apakah yang ditemukan sangat kuat, tidak bisa terkontaminasi atau diframing? dr Hastry dengan tegas menyebut alat bukti yang ditemukan itu adalah sesuatu yang mutlak.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id