Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
KASUS SUBANG TERKINI, 5 Fakta Penjelasan Dokter Hastry Soal Pembunuh Tuti Suhartini dan Amel
Berikut update kasus Subang terkini, sederet Penjelasan Dokter Hastry Soal Pembunuh Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Update kasus Subang terkini kali ini membahas tentang sederet penjelasan dokter Sumy Hastry Purwanti atau Dokter Hastry terkait pembunuhan ibu dan anak di Subang.
Dokter Hastry merupakan polwan ahli forensik yang ikut menangani autopsi jenazah para korban, Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
Selama setahun lebih kasus Subang ini bergulir, dokter Hastry telah banyak memberikan keterangan terkait kasus ini.
Baik itu terkait pelaku hingga jenazah korban.
Baca juga: TERBARU KASUS SUBANG, Misteri Hilangnya Spanduk di TKP dan Polisi Masih Terkendala Ungkap Pelakunya
Berikut sederet fakta penjelasan dokter Hastry yang telah dirangkum SURYA.co.id
1. Temukan Alat Pelaku untuk Menghabisi korban
Polisi telah menemukan jenis alat yang dipakai untuk menghabisi nyawa Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu dalam kasus subang.
Temuan alat bukti ini didapat setelah tim forensik mencocokkan dengan luka yang diderita kedua korban kasus subang.
Hal ini diungkapkan ahli forensik Polri, Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti dalam video terbaru yang diunggah di channel youtube-nya, Selasa (28/6/2022).
Dr Hastry adalah ahli forensik yang telah melakukan otopsi ulang terhadap jenazah kedua korban kasus Subang, Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
Dikatakan dr Hastry, ketika dalam kasus ada dua otopsi, biasanya yang dipakai paling banyak adalah otopsi pertama.
Otopsi kedua hanya akan melengkapi dan memenuhi permintaan jaksa penuntut umum dan tim pembela terdakwa.
"Apakah cukup visum pertama atau butuh visum kedua. Kalau kurang, kita juga bisa dipanggil untuk memberikan keterangan ahli," katanya.
Di kasus subang ini, dia sudah menyebutkan kriteria alatnya seperti apa dilihat dari kondisi lukanya. "Kalau dicocokkan cocok ya pakai visum saya," katanya.
Disinggung apakah dia sudah menemukan jenis alat yang dipakai untuk menghabisi Tuti dan Amel, dr Hastry membenarkan.
"Saya tahu, tapi gak mau ngomong," ujarnya.
Dokter Hastry beralasan statusnya yang seorang polisi mengharuskan mematuhi undang-undang.
"Sesuai undang-undang yang berlaku, saya hanya bicara ke penyidik. Hasilnya kita serahkan ke penyidik," tegasnya.
2. Sebut Pelaku Psikopat
Dokter Hastri juga menyebut pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat diduga seorang psikopat.
Bukan tanpa alasan dr Hastry menyebut pelaku seorang psikopat karena jelas sekali luka-luka yang dibuat ke korban.
"Itu sesuatu yang memang mempengaruhi dia secara kepribadian," kata Hastry dalam podcast yang dipandu pemilik akun youtube Anjas di Thailand.
Dijelaskan Hastry, seorang psikopat kerap melakukan sesuatu yang diluar nalar serta tidak pandang bulu, apakah saudara, ibu, adik, anaknya atau sahabatnya.
Seorang psikopat ini secara penampakan terlihat baik-baik saja. Berbeda dengan orang yang kesannya seperti preman, tapi justru hatinya baik.
"Karena ada gangguan di organ otaknya yang tidak terbentuk secara sempurna," katanya.
Di kasus Subang ini Hastry melihat kekesalan mendalam dari pelaku.
Hal ini dibuktikan dengan adanya luka biru-biru di mata Amel serta luka lainnya.
"Yang saya yakin orangnya sangat membenci sekali ke bu Tuti karena lukanya begitu parah di bagian wajah," terang dokter Hastry.
"Apa yang membuat orang begitu membenci?," tanya Anjas.
Menurut Hastry, ada seseorang yang memang dilahirkan dengan tidak jelas atau salah asuh dan mekanisme pertahanan jiwanya rapuh.
"Kalau dia menginginkan sesuatu tidak bisa. Dia melihat hal-hal di luar kendali, sehingga begitu marah dan emosi meluapkan dengan menyakiti orang atau membunuhnya," ujarnya.
3. Pelaku Lebih dari 1 orang
dr Sumy Hastry Purwanti juga membenarkan jika pelaku lebih dari satu orang.
Hal itu diungkapkan Sumy Hastry melalui podcast yang dilakukan Denny Darko, Sabtu (20/11/2021).
Dalam podcast tersebut, Denny Darko mencoba menebak pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang.
"Mami Hastry enggak boleh ngomong, tapi kalau saya nebak, tinggal senyumannya (dr. Hastry) seperti apa," ujar Denny Darko yang mencoba menerka-nerka sosok pelaku.
"Kalau saya bilang, pelakunya lebih dari satu orang ya mami?" tanya Denny Darko, dikutip dari Tribun Wow dalam artikel "Denny Darko Tebak Pelaku Kasus Subang Lebih dari 3 Orang, Lihat Reaksi dr Sumy Hastry".
Dokter Hastry pun mengiyakan jika pelaku pembunuhan di Subang lebih dari satu orang.
"Betul," jawab dr. Hastry.
Hanya saja dr. Hastry enggan menjawab lebih detail berapa jumlah pelaku.
"Lebih dari tiga orang mami betul?" tanya Denny Darko lagi.
Mendengar pertanyaan itu, dr. Hastry hanya tersenyum.
4. Didatangi korban lewat mimpi
Selain dari penyidik, ternyata dr Hastry juga didatangi korban di mimpinya.
"TIba-tiba, korban datang dan minta tolong.
Saya memutuskan untuk ke Subang.
Saya didatangi lewat mimpi," ungkap dr Hastry.
Karena mendapat petunjuk dimintai tolong korban dan diminta masyarakat, akhirnya dr Hastry pun ke Subang dan melakukan autopsi ulang jenazah Tuti dan Amel.
Dari hasil pemeriksaannya, dr Hastry memastikan saat ini penyidik sudah menemukan dua alat bukti yang akan dijadikan untuk penetapan tersangka.
Apakah tersangkanya termasuk dari saksi yang kerap dimintai keterangan polisi, dr Hastry mengatakan bukan kewenangan dia mengungkapkan ke publik.
Dia hanya menjelaskan dalam kasus apapun kalau dalam pemeriksaan ternyata saksi itu terbukti, statusnya bisa dinaikkan menjadi tersangka.
Dr Hastry juga memastikan jika dalam kasus ini polisi tidak membutuhkan pengakuan tersangka.
Menurutnya, jika alat bukti sudah terkumpul dan sesuai undang-undang, sudah bisa dipakai untuk menjerat tersangka.
"Minimal dua alat bukti sudah bisa dilanjutkan dan disidang," tegasnya.
Lalu, bagaimana meyakinkan hakim kalau tersangka terus mengelak?
Menurutnya nanti ahli akan memberikan kesaksian sesuai keilmuannya masing-masing.
"Kalau saya keadaan jenazahnya karena forensik patologi. Dari DNA ada ahli DNA. Lalu, dari detektor kebohongan. Ahli IT, bisa didatangkan juga ke pengadilan.
Pengakuan tidak diperlukan, memenuhi dua alat bukti sudah lengkap," tegasnya.
5. Pembunuh Kuasai Ilmu Forensik
Pembunuh ibu dan anak di Subang, Jawa Barat dipastikan memahami ilmu forensik, namun dalam pelaksanaannya terburu-buru sehingga masih meninggalkan jejak.
Hal ini diketahui dari kondisi jenazah korban korban yang dimandikan dan lokasi kejadian yang banyak genangan air untuk membersihkan sidik jari.
dr Sumy mengakui bahwa pelaku memiliki ilmu pengetahuan luar biasa dan sangat faham dunia forensik.
Menurutnya, hal itu dimungkinkan karena saat ini sangat mudah mengakses pengetahuan tentang forensik.
Meski memahami forensik, namun kejahatan yang dilakukan pelaku tidak sempurna.
Tim Inafis Mabes Polri dan Polres Subang masih bisa mendeteksi sidik jati di tembok yang kering, pintu masuk, pintu keluar dan di mobil.
Bahkan di setiran mobil dan pintu bagasi yang sudah dibersihkan dengan air pun masih bisa dideteksi sidik jari.
"Bisa ditemukan, mungkin waktu membersihkan cepat-cepat.
Kemarin saya dapat, sidik jari di sekitar mobil, di rumah juga," ujar dr Hastry dikutip dari channel youtube Denny Darko yang tayang, Selasa (23/11/2021).
Diakui dr Hastry, sidik jari memang bisa dibersihkan dengan sabun. Karena itu jenazah kedua korban sengaja dimandikan.
Di jenazah korban ini, Hastry mengaku memang tidak menemukan satu pun sidik jari.
Selain karena dimandikan, seusai dibunuh jenazah langsung diautopsi tanpa dilakukan swab lengkap.
"Otomatis sidik jari yang ada di situ hilang," akunya.
Meski begitu, petunjuk yang didapat dinilai sudah sangat kuat untuk menjadi alat bukti yang bisa menjerat tersangka pembunuh ibu dan anak di Subang.
Apalagi, bukti yang didapat dr Hastry ini juga akan dikolaborasikan dengan sejumlah alat bukti lain seperti file detektor kebohongan, psikologi forensik hingga ilmu grafologi.
"Kepolisian didukung oleh tim forensik menyeluruh ilmunya," tegasnya.
Saat ditanya, apakah yang ditemukan sangat kuat, tidak bisa terkontaminasi atau diframing? dr Hastry dengan tegas menyebut alat bukti yang ditemukan itu adalah sesuatu yang mutlak.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id