PANAS LAGI! Pesulap Merah Ledek Gus Samsudin ke Jakarta Tak Berani Ketemu, Dibalas: Siap Dipenjara
Perseteruan Pesulap Merah dengan Gus Samsudin yang sempat reda beberapa saat kini panas lagi.
Perdebatan di tengah masyarakat timbul, karena Gus Samsudin menggelar konser dangdut, padahal padepokannya dikenalkan sebagai pondok pesantren.
Diketahui nama Gus Samsudin sedang ramai jadi sorotan, setelah caranya mengobati orang sakit disebut Pesulap Merah, Marcel Radhival hanya tipuan yaitu menggunakan bahan kimia dan trik sulap.
Saat jadi bintang tamu Brownis Trans TV, Gus Samsudin awalnya mengaku sangat menyukai dangdut.
Bahkan saat meresmikan pondok pesantren yaitu Padepokan Nur Dzat Sejati, Gus Samsudin menggelar konser dangdut.
Sempat berdebat dengan masyarakat sekitar, Gus Samsudin beralasan hal itu dilakukannya sebagai sarana dakwah.
"Saya suka aja, dengerin lagu-lagu dangdut, dari dulu saya suka dengerin lagu dangdut. Makanya kemarin pas acara peresmian pondok undang dangdut, itu pun jadi perdebatan. Masak seorang gus kok? Masak seorang pondok pesantren kok yang diundang penyanyi dangdut," cerita Gus Samsudin, menjawab pertanyaan Ruben Onsu soal lagu dangdut.
"Saya tanya kepada orang-orang yang bertanya itu, lah kalau saya ngadain pengajian kamu gak datang, kalau saya ngadain dangdut kan kamu datang, nah di dangdutan ini sedikit-sedikit ada ceramahnya," dalih Gus Samsudin.
Pemkab Blitar Tutup Padepokan Gus Samsudin
Pemkab Blitar menutup padepokan Nur Dzat Sejati milik Gus Samsudin mulai Senin (8/8/2022).
Penutupan operasional tersebut buntut dari kegaduhan setelah warga menggeruduk padepokan Gus Samsudin di Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar tersebut pada Minggu (31/07/2022).
Wakil Bipati Blitar, Rahmat Santoso minta padepokan itu tutup sementara sampai tanpa batas waktu yang ditentukan.
Rahmat mengumumkan penutupan padepokan Nur Dzat Sejati tersebut di Pendopo Pemkab Blitar, Selasa (9/8/2022).
Tidak boleh ada aktivitas lagi padepokan tersebut, seperti menerima tamu, pegobatan, dan sebagainya.
Saat ini masih ada sekitar 30 orang yang tinggal di padepokan tersebut.
"Kami minta mereka segera pulang ke daerah masing-masing," terangnya.