Geliat UMKM di Bekas Dolly Surabaya

Kisah Para Eks Muncikari Dolly Surabaya Masa Kini, Ada yang Sukses Jadi Bos Batik, Punya Gym

Mami Bambang, Eks Mucikari Dolly yang kini sukses menjadi desainer dan mendirikan banyak tempat usaha

Editor: Adrianus Adhi
Firman/Tribunnews
Mami Bambang, Eks Mucikari Dolly yang kini sukses menjadi desainer dan mendirikan banyak tempat usaha 

“Pernah diikutkan di Pameran Mlaku Mlaku Tunjungan sebelum pandemi, buat tamu kunjungan studi. Ada empat rasa, original, balado, keju, sapi panggang,” terangnya.

Masih kata Dwi, produknya sempat dipromosikan mahasiswa hingga tersebar ke Jogjakarta dan Medan. Bahkan mencapai mancanegara seperti Belanda, Jerman, Singapura.

“Harganya bermacam macam, ada yang Rp 12 ribu ukuran tanggung sampai Rp 17 ribu ukuran besar,” paparnya.

“Omzetnya dulu sebelum pandemi belasan hingga puluhan juta. Bahkan sempat dapat bantuan dari dosen berupa pelatihan dan alat bantu operasional,” jelasnya.

Berkelanjutan

Pemkot Surabaya memastikan pembangunan kawasan Dolly dilakukan secara berkelanjutan. Tak sekadar sebagai pusat ekonomi, juga kebudayaan.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan, perhatian Pemkot bukan hanya kepada masyarakat umumnya saja. Namun, juga para anak muda. Apabila yang dewasa bisa berdaya lewat UMKM, maka yang muda diajak untuk berkarya lewat berbagai bidang ekonomi kreatif.

Sejak tahun lalu, pihaknya telah merencanakan pengembangan Dolly yang akan dilakukan keroyokan. Bukan hanya melibatkan lintas dinas, juga dengan dukungan pemerintah pusat bersama pihak swasta.

Satu di antara yang tengah digagas adalah pembuatan industri film di Dolly. Dalam tahap awal, film yang akan dibuat bercerita tentang Dolly masa lalu dan perkembangannya hingga masa kini.

Termasuk dengan penggiat perfilman, animator, maupun pekerja kreatif lainnya. Kolaborasi antara swasta dengan pemerintah tersebut diharapkan dapat memacu terciptanya industri kreatif di Kota Pahlawan.

Tahun ini, program ini mulai dikerjakan. “Sekarang masih disiapkan. Di antaranya, tentang pembuatan film kayak Dolly masa lalu,” kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Jumat (11/3).

“Ini sedang dikoordinasikan dengan teman-teman pariwisata (Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga serta Pariwisata (DKKORP) Surabaya),” lanjutnya.

Berdasarkan penjelasan Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya era Wali Kota Tri Rismaharini ini, kawasan Dolly memiliki peluang besar dalam pengembangan ekonomi. Khususnya ekonomi kreatif.

Di antara yang terus dikembangkan adalah pengembangan UMKM. Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (DKUKMP) telah turun.

Mereka akan membantu dalam hal pelatihan produksi hingga pemasaran. “Teman-teman di Dinas UMKM juga terus turun,” katanya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved