Ritual Maut di Pantai Payangan Jember
NASIB Nurhasan Ketua Ritual Maut Pantai Payangan Jember, Istri Muda dan Anak Tiri Tewas, Bisa Dibui
Begini lah nasib Nurhasan, sosok ketua di balik ritual maut di Pantai Payangan Jember, Jawa Timur yang menewaskan 11 orang.
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Musahadah
"Memang tidak langsung berubah, setahun pertama belum. Namun setelahnya berubah, nurut sama saya. Terus dia bilang mendapat ketenangan hati," lanjutnya.
Karenanya, Dewi tidak melarang Sofi ikut kelompok tersebut. Bahkan setelah empat tahun berjalan, Sofi dinyatakan lulus dan sudah bisa mengobati pasien lainnya.

Penjelasan Ketua MUI Jember
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jember KH Abdul Haris mengaku tidak pernah mengetahui nama atau kiprah Kelompok Tunggal Jati Nusantara, Jember.
Dia mengetahui perihal kelompok tersebut setelah terjadi insiden ritual maut di Pantai Payangan, menyebabkan 11 orang meninggal dunia.
"Saya tidak pernah tahu kelompok ini, tahunya ya setelah ada kejadian ini," ujar Haris yang diwawancarai usai mengikuti rapat dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Pendapa Wahyawibawagraha, Jember, Senin (14/2/2022).
Karenanya, kata Haris, dirinya tidak bisa memberikan data banyak atau lengkap perihal kelompok tersebut. Termasuk ketika ditanya tentang sosok ketua kelompok yang bernama Nurhasan, Haris juga tidak mengetahui siapa dia.
Pihaknya akan mengetahui setelah pengumpulan data dan informasi perihal kelompok itu dilakukan.
Dari pengamatan dua hari berjalan, Haris menilai tidak ada yang aneh dari bacaan yang dibaca oleh anggota kelompok tersebut.
"Kalau dari sisi bacaan tidak ada yang aneh, namun kemudian menjadi aneh karena ritual dilaksanakan di pantai, apalagi ketika ombak dalam keadaan besar, dan konon katanya sudah dilarang. Itu yang jadi masalah," kata Haris.
Padahal sudah jelas dalam ajaran keyakinan Islam, imbuhnya, tempat yang istimewa untuk mendekat kepada Allah SWT ketika memiliki masalah, atau ingin menyelesaikan masalah adalah di masjid atau tempat ibadah.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang berpidato di hadapan keluarga korban meninggal dunia akibat terseret ombak pantai selatan saat mengikuti ritual, menyarankan, jika sedang dirundung masalah, dan ingin mendekat kepada Allah SWT, sebaiknya berdizkir.
"Cari tempat tenang, bukan tempat berbahaya, berdzikirlah," kata Khofifah.
Seperti diberitakan, ritual kelompok Tunggal Jati Nusantara berujung maut, Minggu (13/2/2022). 11 orang meninggal dunia karena terseret ombak.
Berikut daftarnya:
1. Sulastri (42) warga asal Desa Gebang Kecamatan/ Kabupaten Jember.
2. Pinkan (13) warga asal Desa Tawangalun Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember.
3. Arisco (21) warga asal Desa Gumukmas Kabupaten Jember.
4. Ida (33) warga asal Desa Tawangalun Kabupaten Jember.
5. Bripda Febrian Duwi (25) warga asal Desa Sumber Salam Kecamatan Tenggaran Kabupaten Bodowoso
6. Yuli (42) warga asal Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember
7. Basuni (55) warga asal Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember.
8. Sofi (22) warga asal Kecamatan Gebang Kabupaten Jember.
9. Sri Wahyuni (30) warga asal Kecamatan Gebang Kabupaten Jember.
10. Syaiful bahri (35) warga asal Kecamatan Ajung Kabupaten Jember.
11. Kholifah warga Desa Gugut, Rambipuji.
Dari 11 korban tewas itu, hanya Kholifah yang selesai dilakukan pemeriksaan antem mortem.
Hasil analisis, korban mengalami luka di bagian pelipis mata dan cidera di bagian kaki. Dugaan kuat korban terbentur tebing setelah tergulung ombak ganas pantai selatan. (sri wahyunik)