Petinggi Partai Ummat Mundur Satu Per Satu, Di Antara Alasan Ada Feodalisme dan Dinasti Politik
Satu per satu petinggi Partai Ummat mundur dari kepengurusan. Di antaranya, tokoh sentral Agung Mozin, kini figur kawakan Neno Warisman.
“Kami abdikan seluruh shalat kami, seluruh ibadah kami, kehidupan kami, dan kematian kami, kami persembahkan hanya untuk Allah, Tuhan Seru Sekalian Alam. Inna sholati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil alamin," kata Amien Rais.
Dalam deklarasi itu itu, terlihat sejumlah tokoh yang tak asing di dunia politik. Selain Neno Warisman ada juga Buni Yani yang berdiri bersama Amien Rais selaku Ketua Majelis Syura Partai Ummat.
Wakil Ketua Umum Partai Ummat Agung Mozin pun membenarkan bergabungnya sejumlah tokoh ke Partai Ummat.
"Di tengah tingginya animo masyarakat dengan kemunculan Partai Ummat, sejumlah tokoh sudah menyatakan diri bergabung dengan partai baru ini. Di antaranya artis Neno Warisman yang selama ini dikenal sebagai aktivis yang banyak memiliki jaringan di seluruh tanah air," ujar Agung, dalam keterangannya, Kamis (29/4).
“Partai Ummat adalah harapan saya yang terakhir untuk memperjuangkan dan mendapatkan keadilan,” kata Buni Yani.
Dikutip dari Tribunnews.com, Wakil Ketua Umum Partai Ummat Agung Mozin membeberkan cerita di balik penunjukkan Ridho Rahmadi sebagai ketua umum Partai Ummat.
Agung menceritakan, Ridho ditunjuk ketika mengikuti pertemuan di Hotel Grand Keisha Yogyakarta. Ridho disebut tak bisa menolak panggilan itu meski selama ini fokus untuk berkhidmat dalam bidang teknologi informasi.
“Tetapi pangggilan mulia untuk berjuang melawan kezaliman dan menegakkan keadilan ini tidak bisa saya tolak,“ kata Ridho yang diceritakan oleh Agung, dalam keterangannya, Kamis (29/4).
Agung mengungkap pula latar belakang Ridho. Ridho disebutnya mendapatkan dua gelar master dalam bidang artificial intelligence (kecerdasan buatan) dari Czech Technical University di Praha, Republik Ceko dan Johannes Kepler University di Austria.
Setelah menyelesaikan PhD-nya di Belanda, Ridho sempat menjadi peneliti tamu di Carnegie Mellon University, AS. Ridho aktif mengajar di Universitas Islam Indonesia Yogyakarta sebelum bergabung dengan Partai Ummat. Namun sekarang dia mengundurkan diri untuk memenuhi peraturan yang berlaku.
Di sisi lain, Agung mengatakan ditunjuknya ahli teknologi informasi Ridho Rahmadi adalah keputusan yang sangat tepat dari Majelis Syuro. Sebab, kata dia, partai politik sekarang memerlukan kepakaran dalam bidang ini untuk bisa bersaing dengan partai lain.
“Kita harapkan Mas Ridho membuatkan beberapa aplikasi yang berguna untuk pemenangan Partai Ummat,“ kata Agung.
Tidak cuma itu, Agung menambahkan usia Ridho yang masih milenial merupakan daya tarik tersendiri yang menjadi pertimbangan.
“Insya Allah Mas Ridho akan mampu menggaet sesama milenial untuk masuk Partai Ummat. Mereka mempunyai aspirasi, keinginan dan cita-cita yang sama. Mas Ridho sangat pas,“ kata Agung. (Tribunnews.com)