Berita Magetan
Warga Magetan Keluhkan Biaya Kerusakan Stop Keran, Padahal Jadi Tanggungan PDAM
Ny Pras mengaku sudah puluhan tahun menjadi pelanggan PDAM, sehingga ia tahu aturan dalam penghitungan pemakaian air
Penulis: Doni Prasetyo | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, MAGETAN - Belum lama melakukan pergantian Direktur Utama (Dirut), PDAM Kabupaten Magetan sudah menuai keluhan dari sejumlah pelanggannya. Masalahnya kecil, yaitu biaya kerusakan pada stop keran di dekat water meter di rumah warga, ternyata dibebankan kepada pelanggan padahal seharusnya menjadi tanggung jawab PDAM.
Salah satu pelanggan PDAM, Ny Pras, warga Kelurahan Tawanganom, RT5/RW5, Kecamatan/Kabupaten Magetan kepada SURYA, Minggu (28/2) menuturkan, anaknya pernah melaporkan kerusakan stop keran saat membayar rekening air.
Posisi stop keran itu terpasang sebelum water meter, artinya berada di bagian luar sebelum water meter. Ny Pras mengaku sudah puluhan tahun menjadi pelanggan PDAM, sehingga ia tahu aturan dalam penghitungan pemakaian air.
"Seharusnya perbaikan stop keran yang terpasang sebelum water meter, menjadi tanggungan PDAM. Tetapi dialihkan kepada masyarakat," kata Ny Pras.
Diungkap Ny Pras, seharusnya sesuai aturan, kalau stop keran terpasang sebelum water meter maka kerusakan menjadi tanggungan PDAM.
"Saat anak saya membayar rekening PDAM, ia juga melaporkan kerusakan stop keran yang dipasang PDAM sebelum water meter. Dan anak saya diminta biaya penggantian stop keran Rp 80.000. Sebetulnya itu tanggung jawab PDAM," tegasnya.
Dan sesuai aturan, water meter keluar menjadi tanggungjawab PDAM, sedangkan water meter ke instalasi pipa masuk rumah baru menjadi tanggungan pelanggan.
"Aturan aturan PDAM seperti itu berlaku umum di mana saja. Seperti sambungan listrik, kabel sebelum meteran tanggung jawab PLN, tetapi setelah meteran masuk rumah, baru jadi tanggung jawab konsumen," terangnya.
Padahal tarikan iuran pemeliharaan water meter yang include rekening air setiap bulan, sudah dibayar oleh pelanggan. Ia heran, "PDAM selama ini tidak pernah menjelaskan dana pemeliharaan water meter karena banyak water meter yang sulit dibaca karena tertutup lumut.
"Jadi ya aneh PDAM tetap bisa membaca water meter itu. Lalu di mana dana pemeliharaan water meter pelanggan?"katanya.
Penjelasan itu dibenarkan mantan petinggi PDAM Lawu Tirta, yang menyatakan bahwa kalau stop keran sebelum water meter itu menjadi tanggungan. Sebaliknya, kalau stop keran dipasang setelah water meter, baru ditanggung pelanggan.
"Benar itu, water meter keluar ditanggung PDAM, dan water meter masuk rumah itu tanggungan pelanggan,"kata mantan petinggi PDAM yang identitasnya sengaja tidak disebut. ***