Berita Mojokerto
Anak Jalanan di Kota Mojokerto Tendang dan Dobrak Mobil karena Tak Dikasih Uang, Satpol PP Bereaksi
Dalam tayangan video berdurasi 22 detik itu terlihat seorang bocah anjal mengetuk kaca mobil meminta-minta.
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Titis Jati Permata
Kemudian, dilanjutkan menyusuri Jalan Surodinawan,
Jalan Brawijaya dan Jalan Raden Wijaya dan hasilnya menjaring satu pengamen dan tiga pengemis.
"Ada empat orang terjaring razia dan dilakukan pembinaan terhadap mereka agar tertib dan tidak mengganggu ketertiban umum," pungkasnya.
Baca juga: Biodata Adi Sastro Pemain Baru Ikatan Cinta Ternyata Pacar Asli Elsa, Cinlok dengan Glenca Chysara
Baca juga: Sugiri-Lisdyarita Unggul Rekapitulasi Pilkada Ponorogo 2020, Ini Komentar Kedua Tim Pemenangan
Tentang Anak Jalanan
Dilansir dari Wikipedia, anak jalanan adalah sebuah istilah yang mengacu pada anak-anak tunawisma yang tinggal di wilayah jalanan.
Menurut UNICEF, anak jalanan berusia sekitar di bawah 18 tahun dan bertempat tinggal di wilayah kosong yang tidak memadai, serta biasanya tidak ada pengawasan.
Beberapa anak jalanan, khususnya di negara berkembang, merupakan anak yang ditelantarkan oleh orang tuanya.
Selain itu, beberapa anak jalanan juga berasal dari keluarga dengan orang tua tunggal
Anak jalanan juga terbagi dalam empat kategori. Kategori pertama adalah anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan yang masih memiliki hubungan dengan keluarga.
Kategori kedua adalah anak-anak yang menghabiskan seluruh atau sebagian besar waktunya di jalanan dan tidak memiliki hubungan atau ia memutuskan hubungan dengan orangtua atau keluarganya.
Kategori ketiga adalah anak-anak yang menghabiskan seluruh waktunya di jalanan yang berasal dari keluarga yang hidup atau tinggalnya juga di jalanan.
Kategori keempat adalah anak berusia 5-17 tahun yang rentan bekerja di jalanan, anak yang bekerja dijalanan, dan/atau yang bekerja dan hidup dijalanan yang menghabiskan sebagaian besar waktunya untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari.
Seorang anak yang mempunyai cita-cita yang tidak tercapai, karena ada sebuah faktor perekonomian keluarga, sehingga mereka mencarai uang tambahan jajan dengan cara mengamen di jalan dll.
(don/ Mohammad Romadoni/Wikipedia).
Tonton video terbaru SURYA.co.id di sini:
Baca juga: Dukung Capaian Kota Layak Anak, Pengurus APSAI Kabupaten Tulungagung Dilantik Via Daring
Baca juga: Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara Tingkat Kabupaten di Pilkada Mojokerto 2020