Pembunuhan Janda Sidoarjo

Cemburu Setelah Mabuk, Tiduran di Sofa Cium Bau Sperma, Pembunuh Janda Sidoarjo Nggembel di Surabaya

Polisi hampir dua pekan lebih nyanggong di sekitar rumah tersangka. Sampai-sampai ada yang menyamar sebagai penjual bakso atau pedagang kerupuk.

Penulis: M Taufik | Editor: Anas Miftakhudin
Kolase M Taufik
Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji dan tersangka pemunuhan janda Sidoarjo gara-gara bau sperma di sofa. 

Akhirnya, polisi hampir dua pekan lebih nyanggong di sekitar rumah tersangka. Sampai-sampai ada yang menyamar sebagai penjual bakso atau pedagang kerupuk.

Namun tersangka tak menampakkan batang hidungnya.

Akhirnya, polisi mencari dengan cara lain untuk meringkus pembunuh berdarah dingin itu. Mulai pelacakan dengan cara modern hingga bergerak secara mobile.

Sampai akhirnya, tersangka terdeteksi sedang berada di sebuah tempat bermain game online.

"Karena tepergok, dia tidak bisa kabur. Tersangka langsung dibawa ke Polresta Sidoarjo untuk menjalani pemeriksaan," kata Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji. 

Jenazah korban Irene Siska saat dievakuasi untuk diautopsi.
Jenazah korban Irene Siska saat dievakuasi untuk diautopsi. (M Taufik)

Kecurigaan polisi yang mengarah ke tersangka Bayu berawal saat petugas tengah menyelidiki kematian Irine.

Semua orang dekatnya dimintai keterangan dan mengarah pada tersangka.

Apalagi, di ponsel korban terlihat kerap chatting via WhatssApp dan beberapa kali telepon.

Terlebih ponsel Bayu saat dihubungi tidak bisa.

"Kecurigaan makin mengarah pada Bayu. Tim langsung saya suruh berangkat ke rumahnya Malang. Tetapi dia sudah tidak ada," ungkap Kombes Sumardji.

"Pelaku terbilang licin. Dia sulit terendus. Ponsel dan nomornya semua diganti. Termasuk penelusuran dari media sosialnya juga sulit. Untungnya petugas mendapat beberapa petunjuk tentang dia, sehingga bisa diungkap," urainya.

Seperti diketahui, korban Irine Siska ditemukan tergeletak di ruang tamu rumahnya di Perumahan Alam Juanda, Desa Pepe, Kecamatan Sedati, Sidoarjo Rabu (1/7/2020) lalu. Saat ditemukan kondisinya sudah membengkak. 

Yang pertama menemukan adalah Adi Wicaksono, adik ipar korban.

Pria asal Krian itu datang ke rumah Irine setelah diminta tolong oleh keluarga. Karena sudah tiga hari tidak bisa dihubungi.

Karena telepon berbunyi tapi tidak ada respons, keluarga bersama petugas mendobrak rumah korban.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved