Mahasiswa Arsitektur ITS Sabet Juara II Desain Halte Masa Depan Transjakarta

Desain para pemenang direncanakan akan diwujudkan sebagai halte percontohan pada 2026.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Titis Jati Permata
Foto Istimewa ITS
KOMPETISI - (dari kiri) Naurah Qatrunnada R, Nabil Malik Ibrahim, dan M Raihan Adhika P yang tergabung dalam Tim Vesta Fora dari Departemen Arsitektur ITS. Tim mahasiswa Departemen Arsitektur ITS meraih Juara II dalam Transjakarta BRT Station Design Competition, sayembara perancangan halte masa depan yang digelar PT Transportasi Jakarta (Transjakarta). 

Ringkasan Berita:
  • Tim mahasiswa Departemen Arsitektur ITS sabet Juara II Transjakarta BRT Station Design Competition, sayembara perancangan halte yang digelar PT Transportasi Jakarta. Tim Vesta Fora diketuai Nabil Malik Ibrahim, dengan anggota Naurah Qatrunnada dan M Raihan Adhika
  • Desain para pemenang direncanakan diwujudkan sebagai halte percontohan 2026
  • Karya Simpul Kota Budaya dan Mobilitas Jakarta, Tim Vesta Fora memandang halte tak sekadar titik naik-turun penumpang, tapi simpul perhubung beragam aktivitas

 

SURYA.CO.ID, SURABAYA – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mengukuhkan prestasinya di tingkat nasional. 

Tim mahasiswa Departemen Arsitektur ITS meraih Juara II dalam Transjakarta BRT Station Design Competition, sayembara perancangan halte masa depan yang digelar PT Transportasi Jakarta (Transjakarta).

Kompetisi yang menekankan konsep halte modern, inklusif, dan beridentitas budaya Betawi itu dibagi dalam tiga kategori lokasi, yakni Halte Lebak Bulus, Halte Taman Sari, dan Halte Mampang Prapatan. 

Halte Percontohan 2026

Desain para pemenang direncanakan akan diwujudkan sebagai halte percontohan pada 2026.

Baca juga: Reza Aulia Akbar, Dosen Muda ITS Peraih Best Initiative MUDA30 Berkat Inovasi Berbasis Riset

Lebih dari 200 tim mahasiswa arsitektur dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia berpartisipasi.

Setelah proses seleksi dan penjurian ketat, Tim Vesta Fora dari Arsitektur ITS tampil menonjol dan meraih Juara II untuk kategori Halte Taman Sari. 

Tim ini diketuai Nabil Malik Ibrahim, dengan anggota Naurah Qatrunnada R dan M Raihan Adhika P.

Dalam karya berjudul “Simpul Kota Budaya dan Mobilitas Jakarta”, Tim Vesta Fora memandang halte tidak sekadar titik naik-turun penumpang, melainkan simpul yang menghubungkan berbagai aktivitas urban di kawasan Taman Sari.

Baca juga: Tony Wenas Ajak Mahasiswa ITS Pahami Pentingnya Pertambangan Berkelanjutan

“Konsep tersebut melihat halte sebagai titik integrasi kehidupan kota yang mampu menyatukan mobilitas dan budaya di sekitarnya,” ujar Nabil.

Aksesibilitas Jadi Fokus Utama

Pendekatan berbasis konteks diwujudkan melalui penyatuan dua massa bangunan yang melintas di atas sungai. 

Tim memastikan keberadaan desain baru tidak merusak dinding Kali Batang Hari yang merupakan objek konservasi, dengan pemilihan sistem struktur yang dirancang hati-hati.

Aksesibilitas menjadi fokus utama. Penggunaan ramp di area halte dan lift pada jembatan penyeberangan orang (JPO) memastikan fasilitas dapat digunakan seluruh kelompok masyarakat.

“Termasuk bagi penyandang disabilitas dan lansia,” tambah Nabil.

Identitas Betawi

Desain juga merespons iklim tropis Jakarta. Elemen seperti kanopi, perforated panel, dan ventilasi alami berfungsi melindungi pengguna dari panas sekaligus menjaga kenyamanan termal. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved