Virus Corona di Blitar

Kakek di Blitar Praktik Terapi Unik Diyakini Cegah Corona, Pijat Sambal, Pedasnya sesuai Berat Badan

Cara pijat dengan treatmen seperti itu dilakukan kakek Kamar (63), warga Desa Ngrendeng, Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar.

Penulis: Imam Taufiq | Editor: Parmin
surya.co.id/imam taufiq
Mbah Kamar sedang melakukan pemijatan dengan 'lotion' sambal. 

SURYA.co.id | BLITAR - Di saat tubuh lagi terasa pegal-pegal, tak ada cara lain buat menghilangkannya, kecuali ditreatmen dengan pijatan. Namun, pijat yang dipraktikkan Mbah Kamar agak unik, yakni menggunakan sambal sebagai minyaknya.

Tiap pasien beda jumlah capai yang digunakan, kalau pasien kurus cukup 45 biji sedang pasien gemuk hingga 60 biji cabai.

Di musim wabah corona ini, Mbah Kamar kebanjiran pasien yang minta dipijat. Sebab, treatment yang diprakikkan Kakek 63 tahun ini diyakini mampu menangkal virus covid-19.

Mungkin belum banyak orang yang tahu bahwa kakek di Kabupaten Blitar itu mempraktikkan terapi pijat yang bisa dibilang agak aneh.

Sebab, cara yang dilakukannya tak umum atau tak seperti terapis kebanyakan.

Yakni, tubuh orang yang dipjat itu bukan dilulur dengan lotion atau minyak seperti zaitun, balsem, atau sejenisnya, melainkan menggunakan sambal.

Tentunya, itu jangan Anda dibayangkan bagaimana rasanya, apalagi sampai mencoba untuk dicicipi.

Anda, pasti tak akan kuat. Sebab, jumlah cabai yang dihaluskan itu minimal sekitar 45 biji. Itu buat sekali memijat dan khusus buat orang kurus.

Namun, beda lagi, kalau yang dipijat itu orangnya gemuk, maka yang dibutuhkan sekitar 60 biji.

Cara pijat dengan treatmen seperti itu dilakukan kakek Kamar (63), warga Desa Ngrendeng, Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar.

Itu sudah dijalani empat tahun lalu, dan saat ini pasiennya kian membeludak. Keahlian memijat dengan media sambal itu bukan didapat dari belajar atau diajari orang lain atau warisan.

Namun, berawal dari kepepet. Katanya, empat tahun lalu, anaknya, Mohtar, yang saat itu berusia 26 tahun, mendadak tak bisa jalan. Penyebabnya, karena kedua kakinya bengkak besar, dan tanpa diketahui penyebabnya.

"Karena kami nggak punya biaya, ya kami biarkan di rumah. Namun, kami terus kepikiran, dan susah. Sehabis salat malam, kok seperti dapat bisikan. Katanya, kaki anak saya yang bengkak itu disuruh mengolesi dengan sambal," paparnya.

Karuan, ia tak langsung menjalankannya karena dianggap tak masuk akal. Namun, karena tak ada cara lain, akhirnya ia mencobanya.

Bahkan, istrinya, nenek Yaumi (60) sempat marahi ketika tahu dirinya membuat sambal buat obat kaki anaknya, yang bengkak.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved