BERITA SURABAYA Hari ini Populer, Banjir di Sejumlah Titik & Update Kabar Bakso Pakai Daging Tikus
Berikut Berita Surabaya Hari ini yang Populer, Banjir Melanda Lagi di Sejumlah Titik & Fakta Baru Kabar Bakso Pakai Daging Tikus
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Sementara itu, ADR, meminta maaf karena ulahnya mengunggah video tersebut hingga akhirnya viral dan meresahkan masyarakat.
"Saya di sini selaku konsumen, mengucapkan minta maaf, saya ucapkan minta maaf kepada warga Madiun, khususnya warga Pilangkenceng. Karena waktu itu saya dan teman saya mengira itu kaki tikus," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Kepolisian Resort (Polres) Madiun sedang menyelidiki kasus viral bakso yang diduga berbahan daging tikus.
Kasus ini bermula setelah seorang konsumen berinisial ADR memposting status WA berupa berdurasi 24 detik, pada Sabtu (25/1/2020) kemarin malam.
Dalam video tersebut, tampak seseorang sedang meremas bakso yang berada mangkok berwarna hijau.
Kemudian, orang dalam video tersebut menunjukan ada sesuatu benda warna abu-abu menyerupai kaki dengan kuku di bagian ujung, dari bakso yang dia remas.
"Iki opo nek ra sikil'e tikus co," kata seseorang dalam video itu.
Video tersebut diunggah seorang perempuan berinisial ADR (20) warga Dusun Jatus, Dersa Kedungrejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun. Beberapa hari kemudian, video tersebut viral di media sosial.
3. Pengakuan Pembunuh Janda 4 Anak di Petemon Surabaya
Motif pembunuhan Mardiyana, janda empat anak di Petemon, Surabaya akhirnya terungkap.
Tersangka Abdus Salam mengaku tega membunuh mantan istri sirinya karena sakit hati.
Abdus Salam sakit hati setelah permintaannya rujuk ditolak Mardiyana.
Hal ini terungkap setelah Abdus Salah ditangkap dan diinterogasi polisi.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sudamiran, Jumat (31/1/2020) mengungkapkan, tersangka merupakan suami siri yang menikah sejak tahun 2017 dan telah berpisah sejak satu tahun lalu.
Kedatangan tersangka kerumah korban dengan maksud untuk membicarakan rujuk kembali.
"Tersangka mengajak rujuk korban. Namun tersangka tak memiliki uang. Sehingga korban menolak dan mengembalikan surat nikah siri. Karena emosi, tersangka kemudian mencabut pisau dapur dari dapur rumah kos korban dan langsung menusuk korban beberapa kali," tambah Sudamiran.
Setidaknya, ada tiga luka tusuk di bagian perut korban yang membuatnya kehabisan darah hingga meninggal dunia.
Abdus Salam mengaku jika menyesal telah membunuh korban. Namun, penyesalan itu tak membuat nyawa korban kembali.
"Saya menyesal. Karena emosi saja," akunya.
Saat ini, polisi masih terus melakukan penyidikan terhada tersangka untuk mengungkap fakta-fakta lain.
Abdus Salam diringkus tim gabungan Satreskrim Polrestabes Surabaya bersama Unit Reskrim Polsek Sawahan Surabaya tak sampai 24 jam dari kejadian.
"Tersangka kami tangkap sekitar delapan jam dari ditemukannya korban," beber Sudamiran.
Saat penangkapan, polisi juga bekerjasama dengan aparat desa setempat sehingga dapat mringkus tersangka tanpa perlawanan.
Sosok Mardiyana, janda empat anak yang tewas di bunuh di kosnya Jalan Petemon Barat 1 H, Kota Surabaya menjadi sorotan.
Ternyata, sosok Mardiyana selama ini dikenal cukup tangguh.
Meski hidup sendiri, korban dikenal gigih dalam mencari nafkah untuk ke empat putra putrinya.
"Korban tinggal disini dengan dua anaknya satu sudah SMA dan satunya SMP. Sementara dua lainnya dititipkan ke neneknya di Mojokerto," kata Suli warga sekitar saat ditemui Surya, Kamis (30/1/2020).
Untuk menghidupi anak-anaknya, Mardiyana biasa berjualan makanan di depan gang.

Mardiyana tewas bersimbah darah di anak tangga rumah kos itu, Kamis (30/1/2019).
Heri paman korban, orang pertama yang mengetahui keberadaan Mardiyana.
Kepada wartawan surya.co.id Heri menceritakan kronologis kejadiannya.
Sebelum mendapati keponakannya bersimbah darah Heri mengaku mendengar suara istighfar dan teriakan minta tolong Mardiyana (45 ).
Mendengar hal itu, Heri langsung naik ke tangga tempat kamar korban.
Ternyata, di anak tangga kamar kos dia mendapati Mardiyana sudah bersimbah darah dalam kondisi tangan memegangi bagian perut dan dadanya.
"Saya dengar dia (korban) istighfar dan minta tolong. Lalu, saya ke atas, saya dekati sudah terlihat diam. Saya panggil perangkat kampung, ternyata sudah tidka bergerak. Di lantai itu ada darah banyak sekali," kata Heri.
Lebih lanjut, Heri menyebut jika terduga pelaku pembunuhan itu merupakan mantan suami sirinya yang bernama Abdus Salam.
"Iya itu banyak warga yang lihat dia keluar bawa semacam samurai dibungkus koran lalu dikempit (ditaruh antara lengan dan pinggang) terus jalan biasa saja," katanya.
Heri sempat mengejar terduga pelaku setelah tahu keponakannya bersimbah darah, namun sayang, pelaku lebih dulu kabur.
Terpisah, salah satu warga mengaku melihat mantan suami korban keluar dari rumah kos sebelum korban dutemukan tewas.
"Ya kami lihat mantan suaminya itu bawa seperti golok disembunyikan terus bejalan keluar gang seperti biasa," kata salah seorang warga yang tak mau disebut namanya.
Lebih lanjut, saksi mengatakan sempat terdengar suara jeritan korban meminta tolong.
"iya sempat minta tolong. Tapi mantan suaminya pergi gitu saja biasa,"tambahnya.
Warga yang belum sadar jika pelaku pembacokan adalah suami korban sendiri tidak mengejarnya sehingga pelaku berhasil kabur.
Dikatakan Heri, Mardiyana dan terduga pelaku merupakan suami istri siri yang sudah setahun menikah dibawah tangan.
"Sudah setahunan menikah. Cuma dengar-dengar sudah pisah. Abdus Salam (mantan suami siri korban) ini jarang mampir kesini (rumah kos). Gak tahu tiba-tiba datang terus terdengar cekcok begitu," kata Heri.
Saat ini, kasus pembunuhan janda empat anak itu tengah didalami oleh polisi.