BERITA SURABAYA Hari ini Populer, Banjir di Sejumlah Titik & Update Kabar Bakso Pakai Daging Tikus

Berikut Berita Surabaya Hari ini yang Populer, Banjir Melanda Lagi di Sejumlah Titik & Fakta Baru Kabar Bakso Pakai Daging Tikus

Kolase SURYA.co.id/nuraini faiq dan Istimewa
Ilustrasi: BERITA SURABAYA Hari ini Populer, Banjir di Sejumlah Titik & Update Kabar Bakso Pakai Daging Tikus 

SURYA.co.id - Berita Surabaya Hari ini yang populer diawali dengan banjir yang melanda di sejumlah titik pada Jumat (31/1/2020).

Salah satunya di di Frontage Road A Yani, genangan air yang mencapai 25 cm membuat kendaraan roda dua maupun roda empat terjebak sehingga menimbulkan macet.

Lalu, terungkap fakta terbaru terkait kabar bakso yang sempat viral di Kabupaten Madiun karena diduga mengandung daging tikus.

Fakta baru ini terungkap setelah turunnya Hasil uji lab oleh Balai Veteriner di Boyolali.

Dirangkum SURYA.co.id, berikut berita Surabaya hari ini yang populer edisi Sabtu, 1 Februari 2020.

1. Surabaya kembali Banjir di Sejumlah Titik

Hujan deras yang mengguyur Kota Surabaya pada Jumat (31/1/2020) sore, mengakibatkan banjir di sejumlah titik.

Jalan yang terendam banjir, di antaranya sebagian Jalan Mayjen Sungkono, Jl. Perwira, ruko Darmo Park 2 dan beberapa tempat lainnya.

Puluhan motor yang terparkir di ruko Darmo Park 2 terendam banjir sejak pukul 18.00. WIB, akibatnya hampir seluruh kendaraan roda dua mengalami mogok.

"Banjir ini tadi dari jam 6 sore, lumayan parah tadi sampai hampir spion," kata Ari penjaga parkiran di ruko Darmo Park 2 asal surabaya

Sementara itu Rico Warga Kenjeran yang bekerja di Ciputra World Mall Surabaya kesal lantaran motornya mogok saat kebetulan ia parkir di ruko Darmo Park 2.

"Karena tadi saya telat, dari pada bayar 35 ribu, mending saya parkir di ruko darmo park 2, eh ternyata malah tau-tau pas pulang kerja kena banjir jadi mogok ini motor saya," ujar Rico warga kenjeran surabaya.

Akibat banjir tersebut, arus lalu lintas sempat tersendat hingga kemacetan parah terjadi di jalan tol.

Beberapa petugas Polisi mengatur lalu lintas di area banjir.

Hingga mobil petugas Linmas sempat mencari jalan alternatif untuk bisa sampai ke TKP.

"Tadi saat mau menuju kesini dari HR Muhammad macet parah, jadi lewat dukuh kupang untuk menuju ke ruko Darmo Park 2 ini," ujar Indra Petugas Linmas.

Petugas Command Center 112 yang datang bergotong royong berupaya banjir cepat surut, dengan menyedot air dan membuang air ke gorong-gorong.

Di lokasi lain, kendaraan roda dua maupun roda empat terjebak banjir dan membuat kondisi lalu lintas terpantau macet di Frontage Road A Yani.

Di sana, tenangan air mencapai kira-kira 25 cm. 

Hingga berita ini diturunkan, lalu lintas di sana masih mengalami kepadatan.

Kemacetan semakin parah karena banyak motor yang menepi karena mesin mogok. 

Selain di A Yani, banjir juga menggenang di kawasan Jl Ngagel Madya dan Jl Barata Jaya. 

Air menggenang hingga ketinggian bodi tengah motor. Akibatnya, banyak motor mogok masal.

Satu per satu, mereka menepi mencari jalan yang tidak tergenang.

Ada yang jongkok mencabut busi motor. Ada yang membuka bodi dek motor untuk mengecek kondisi motornya.

2. Fakta baru bakso di Madiun yang viral mengandung daging tikus

Bakso yang sempat viral di Kabupaten Madiun karena diduga mengandung daging tikus, ternyata negatif mengandung daging tikus.

Hasil ini diketahui setelah turunnya Hasil uji  lab oleh Balai Veteriner di Boyolali.

"Hasil uji lab, dipastikan bahwa hasil sampel penjual bakso daging di Kecamatan Pilangkenceng dipastikan negatif daging tikus.

Bahkan juga tidak mengandung boraks dan formalin," kata Kapolres Madiun, AKBP Ruruh Wicaksono saat menggelar press conference di Mapolres Madiun, Jumat (31/1/2020) sore.

Ruruh menuturkan, untuk membuktikan kebenaran ada tidaknya kandungan daging tikus dalam bakso yang menjadi viral itu, polisi mengirimkan sample ke laboratorium milik Balai Veteriner, Boyolali.

Hasilnya, bakso yang viral itu tidak mengandung campuran daging tikus ataupun kaki tikus, melainkan bagian dari daging sapi yaitu bagian mulut.

"Ada tiga hal yg membedakan, satu kemarin yang menempel di bakso tidak terdapat kuku.

Kalau kaki tikus asli terdapat kuku.

Yang kedua, tidak terdapat telapak kaki, kalau kaki tikus ada telapak kakinya. Ketiga, tidak ada tulang, kalau kaki asli ada tulangnya," ungkapnya.

Atas hasil uji lab tersebut, ia meminta kepada seluruh masyarakat agar tidak perlu resah dan khawatir mengonsumsi bakso yang dijual oleh SR.

Dia juga mengimbau kepada warga agar tidak sembarangan mengunggah informasi yang belum bisa dipastikan kebenarannya ke media sosial.

Dalam press conference sore itu, juga dihadirkan ADR (20) warga Dusun Jatus, Dersa Kedungrejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun dan temannya berinisial DL, selaku konsumen yang memposting video hingga akhirnya viral di media sosial.

Selain itu, polisi juga menghadirkan SR selaku penjual bakso.

Saat ditanya wartawan, SR mengaku mengalami kerugian sejak baksonya menjadi viral karena dianggap terdapat kandungan daging tikus.

"Setelah ramai di dunia maya, omzet saya menurun drastis. Sehari yang beli cuma satu-dua orang.

Setelah video itu tersebar ke mana-mana, omset saya biasanya sehari bisa Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta kini menjadi Rp 15 ribu. Semoga omset jualan saya bisa kembali normal," katanya bersedih.

Ia mengucapkan terimakasih kepada pihak kepolisan yang telah membantu untuk membuktikan bahwa bakso yang dijualnya tidak mengandung daging tikus.

Dia berharap, konsumennya tidak lagi ragu atau khawatir untuk membeli di warung miliknya.

"Terimakasih kepada Polres Madiun, yang telah membuktikan bahwa tidak ada daging tikus di bakso yang saya jual, hasilnya negatif," katanya.

Sementara itu, ADR, meminta maaf karena ulahnya mengunggah video tersebut hingga akhirnya viral dan meresahkan masyarakat.

"Saya di sini selaku konsumen, mengucapkan minta maaf, saya ucapkan minta maaf kepada warga Madiun, khususnya warga Pilangkenceng. Karena waktu itu saya dan teman saya mengira itu kaki tikus," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Kepolisian Resort (Polres) Madiun sedang menyelidiki kasus viral bakso yang diduga berbahan daging tikus.

Kasus ini bermula setelah seorang konsumen berinisial ADR memposting status WA berupa berdurasi 24 detik, pada Sabtu (25/1/2020) kemarin malam.

Dalam video tersebut, tampak seseorang sedang meremas bakso yang berada mangkok berwarna hijau.

Kemudian, orang dalam video tersebut menunjukan ada sesuatu benda warna abu-abu menyerupai kaki dengan kuku di bagian ujung, dari bakso yang dia remas.

"Iki opo nek ra sikil'e tikus co," kata seseorang dalam video itu.

Video tersebut diunggah seorang perempuan berinisial ADR (20) warga Dusun Jatus, Dersa Kedungrejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun. Beberapa hari kemudian, video tersebut viral di media sosial. 

3. Pengakuan Pembunuh Janda 4 Anak di Petemon Surabaya

Motif pembunuhan Mardiyana, janda empat anak di Petemon, Surabaya akhirnya terungkap. 

Tersangka Abdus Salam mengaku tega membunuh mantan istri sirinya karena sakit hati. 

Abdus Salam sakit hati setelah permintaannya rujuk ditolak Mardiyana. 

Hal ini terungkap setelah Abdus Salah ditangkap dan diinterogasi polisi. 

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sudamiran, Jumat (31/1/2020) mengungkapkan, tersangka merupakan suami siri yang menikah sejak tahun 2017 dan telah berpisah sejak satu tahun lalu.

Kedatangan tersangka kerumah korban dengan maksud untuk membicarakan rujuk kembali.

"Tersangka mengajak rujuk korban. Namun tersangka tak memiliki uang. Sehingga korban menolak dan mengembalikan surat nikah siri. Karena emosi, tersangka kemudian mencabut pisau dapur dari dapur rumah kos korban dan langsung menusuk korban beberapa kali," tambah Sudamiran.

Setidaknya, ada tiga luka tusuk di bagian perut korban yang membuatnya kehabisan darah hingga meninggal dunia.

Abdus Salam mengaku jika menyesal telah membunuh korban. Namun, penyesalan itu tak membuat nyawa korban kembali.

"Saya menyesal. Karena emosi saja," akunya.

Saat ini, polisi masih terus melakukan penyidikan terhada tersangka untuk mengungkap fakta-fakta lain.

Abdus Salam diringkus tim gabungan Satreskrim Polrestabes Surabaya bersama Unit Reskrim Polsek Sawahan Surabaya tak sampai 24 jam dari kejadian.

"Tersangka kami tangkap sekitar delapan jam dari ditemukannya korban," beber Sudamiran.

Saat penangkapan, polisi juga bekerjasama dengan aparat desa setempat sehingga dapat mringkus tersangka tanpa perlawanan.

Sosok Mardiyana, janda empat anak yang tewas di bunuh di kosnya Jalan Petemon Barat 1 H, Kota Surabaya menjadi sorotan. 

Ternyata, sosok Mardiyana selama ini dikenal cukup tangguh. 

Meski hidup sendiri, korban dikenal gigih dalam mencari nafkah untuk ke empat putra putrinya.

"Korban tinggal disini dengan dua anaknya satu sudah SMA dan satunya SMP. Sementara dua lainnya dititipkan ke neneknya di Mojokerto," kata Suli warga sekitar saat ditemui Surya, Kamis (30/1/2020).

Untuk menghidupi anak-anaknya, Mardiyana biasa berjualan makanan di depan gang.

Wanita korban pembunuhan di Petemon dievakuasi ke RSUD Dr Soetomo Surabaya, Kamis (30/1/2020).
Wanita korban pembunuhan di Petemon dievakuasi ke RSUD Dr Soetomo Surabaya, Kamis (30/1/2020). (SURYA.co.id/Firman Rachmanudin)

Mardiyana tewas bersimbah darah di anak tangga rumah kos itu, Kamis (30/1/2019). 

Heri paman korban, orang pertama yang mengetahui keberadaan Mardiyana. 

Kepada wartawan surya.co.id Heri menceritakan kronologis kejadiannya. 

Sebelum mendapati keponakannya bersimbah darah Heri mengaku mendengar suara istighfar dan teriakan minta tolong Mardiyana (45 ).

Mendengar hal itu, Heri langsung naik ke tangga tempat kamar korban. 

Ternyata, di anak tangga kamar kos dia mendapati Mardiyana sudah bersimbah darah dalam kondisi tangan memegangi bagian perut dan dadanya.

"Saya dengar dia (korban) istighfar dan minta tolong. Lalu, saya ke atas, saya dekati sudah terlihat diam. Saya panggil perangkat kampung, ternyata sudah tidka bergerak. Di lantai itu ada darah banyak sekali," kata Heri.

Lebih lanjut, Heri menyebut jika terduga pelaku pembunuhan itu merupakan mantan suami sirinya yang bernama Abdus Salam.

"Iya itu banyak warga yang lihat dia keluar bawa semacam samurai dibungkus koran lalu dikempit (ditaruh antara lengan dan pinggang) terus jalan biasa saja," katanya.

Heri sempat mengejar terduga pelaku setelah tahu keponakannya bersimbah darah, namun sayang, pelaku lebih dulu kabur.

Terpisah,  salah satu warga mengaku melihat mantan suami korban keluar dari rumah kos sebelum korban dutemukan tewas.

"Ya kami lihat mantan suaminya itu bawa seperti golok disembunyikan terus bejalan keluar gang seperti biasa," kata salah seorang warga yang tak mau disebut namanya.

Lebih lanjut, saksi mengatakan sempat terdengar suara jeritan korban meminta tolong.

"iya sempat minta tolong. Tapi mantan suaminya pergi gitu saja biasa,"tambahnya.

Warga yang belum sadar jika pelaku pembacokan adalah suami korban sendiri tidak mengejarnya sehingga pelaku berhasil kabur.

Dikatakan Heri, Mardiyana dan terduga pelaku merupakan suami istri siri yang sudah setahun menikah dibawah tangan.

"Sudah setahunan menikah. Cuma dengar-dengar sudah pisah. Abdus Salam (mantan suami siri korban) ini jarang mampir kesini (rumah kos). Gak tahu tiba-tiba datang terus terdengar cekcok begitu," kata Heri.

Saat ini, kasus pembunuhan janda empat anak itu tengah didalami oleh polisi.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved