Kecelakaan di Lumajang
5 FAKTA Kecelakaan Truk Trailer vs Bus Jalan Raya Lumajang - Surabaya, ini Kronologi & Jumlah Korban
Berikut Rangkuma Fakta Kecelakaan Truk Trailer vs Bus di Jalan Raya Lumajang - Surabaya, Mulai Kronologi hingga Jumlah Korban
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
"Semua korban luka sudah dievakuasi dari TKP dan sebagian saat ini sedang dirawat di RSUD Ngudi Waluya, Wlingi. Untuk sebagian lagi, sudah dijemput oleh mobil PMI (Palang Merah Indonesia), untuk dibawa pulang ke Tulungagung," papar Amirul.
Hingga kini, petugas masih melakukan pendataan atas para korban karena jumlah korbannya sangat banyak.
Penyebab kecelakaannya juga masih sedang diselidiki.
Amirul mengungkapkan sopir bus, Miftakhul Huda (40), warga Tulungagung, juga terluka sehingga belum bisa dimintai keterangan, dan sekarang masih dirawat di RSUD Ngudi Waluya, Wlingi.
Namun, berdasarkan keterangan para saksi atau warga, kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 07.00 WIB.
Saat itu, bus melaju dari arah barat atau sudah melewati Pasar Kesamben.
Sesampai di Jembatan Kali Judel, yang jalannya lurus namun menurun itu, laju bus mendadak membanting ke kanan atau memakan badan jalan kalau dari arah berlawanan.
Katanya, bus itu menghindari truk tronton yang sejak kemarin (Jumat) mogok di atas jembatan selebar 8 meter dan panjang 15 meter itu.
Badan tronton itu hampir menutupi separuh jalan di atas jembatan, sehingga bus itu menghindarinya, dengan mengambil haluan ke kanan.
Namun, saat menghindari itu dan menutup penuh jalan jembatan, dari arah berlawanan (timur atau arah Kecamatan Selorejo), muncul sepeda motor, yang dikendarai korban tewas, Ridwan.
Akibatnya, Ridwan dan sepeda motor yang dikendarainya, terpelanting setelah tertabrak bus.
Bersamaan itu, Ridwan dan sepeda motor yang ditumpanginya, terlempar dari jembatan dan terjebur ke kali.
"Tadi kakek (Ridwan) hendak belanja ke Pasar Kesamben karena dia adalah penjual bakso," ujar Ahmad Rifai (19), cucu korban, saat ikut mengevakuasi kakeknya.
Petugas saat mengevakuasi korban Bus Pariwisata Rombongan Guru TK Tulungagung yang mengalami kecelakaan di Kesamben Blitar, Sabtu (7/12/2019). Dilaporkan lima orang tewas dalam kecelakaan itu (imam taufiq/surya)
Mungkin, karena gugup akibat muncul sepeda motor dari depannya, sehingga si sopir bus gugup.
Tanpa bisa mengendalikan kemudinya, bus yang ditumpangi 59 penumpang itu menerobos besi pengaman jembatan.
Seketika itu, bus dengan nopol AG 7555 IR itu terperosok ke kali.
Begitu terjebur suara jerit, tangis, langsung terdengar dari bawah kali. Untungnya, Kali Judel itu tak dalam atau airnya hanya sekitar 0,5 meter, sehingga airnya tak sampai menutup badan bus, yang posisinya menukik saat jatuh.
"Karena posisi jatuhnya seperti itu (menukik), sehingga sopir dan para penumpang mengalami luka parah. Sebab, saat dievakuasi, keadaan mereka menumpuk jadi satu di kemudi," ujar Agung (38), warga Desa/Kecamatan Kesamben, yang rumahnya hanya berjarak 5 meter dari TKP kecelakaan itu.
Sekitar 5 menit setelah bus jatih, warga desa setempat berdatangan.
Namun, mereka harus membuat jalan, untuk turun ke kali, karena tak ada jalan setapak.
Sebab, kiri kanan kali atau jembatan itu diapit tebing sehingga warga kesulitan mengevakuasinya.
Untuk bisa mengeluarkan para penumpang dari bus itu, diburuhkan sekitar satu jam.
"Harus menjebol kaca bus, buat masuk, karena pintunya tak bisa dibuka. Semua penumpangnya kesulitan keluar meski ada bapak-bapak," paparnya.
Untuk bisa keluar dan naik ke atas jembatan, mereka harus ditandu satu per satu, dengan medan yang curam dan licin.
Dugaan warga, penumpang yang tewas itu karena terbentur saat bus itu terpelanting dan menukik ke sungai, kemudian tertindih dengan penumpang lainnya.
"Sebab, bus itu jatuh ke sungai, dengan benturan keras karena selain menabrak pembatas jembatan, juga terbentur bebatuan. Di saat kondisi seperti itu, penumpangnya pasti berhampuran di dalam bus, kemudian saling berbenturan," ungkapnya.
Data sementara para korban penumpang bus yang terluka di antaranya, Yuli Arini (40), bersama anaknya, Sasa (4), Neni, Siti Fatimah, Suratni, Yuli Kartika, Esti Widi Astutik, Diana Karmiasari, Yasmini, Endang, Santi, Tri Sulistyowati, Diah Cristia, Qomariah, Yularni, Binti Eni Setyowati, Siti Aminah, Tri Winarsih, Sudomo, Riyanto.
Informasinya, para ppenumpang bus itu, rata-rata kasek TK, yang hendak bereaksi wisata Taman Kurma, Pasuruan.
Mereka berangkat dari Tulungagung pukul 05.00 WIB.