Kilas Balik
Pesan Romantis Soekarno Sebelum Wafat untuk Ratna Sari Dewi, 'Kuburlah Ia Dalam Kuburku', Katanya
Menjelang Soekarno wafat, ia sempat memberikan pesan romantis untuk salah satu istrinya, Ratna Sari Dewi
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Iksan Fauzi
"Jika saya pergi ke luar negeri mungkin saya akan mendapat pencerahan tentang keputusan yang harus diambil."
Perjalanan yang dilalui oleh Ratna Sari Dewi cukup panjang untuk mencapai Indonesia.

Saat itu, belum ada pesawat yang bisa membawanya dari Jepang langsung ke Indonesia.
Ratna Sari Dewi harus transit di beberapa negara sebelum mencapai Indonesia.
"Untuk terbang ke Jakarta saya harus terbang dari Tokyo ke Hongkong, Hongkong ke Bangkok, Bangkok ke Singapura, satu malam di Singapura sebelum sampai ke Indonesia," ceritanya.
Sesampai di Indonesia, Ratna Sari Dewi diajak oleh Soekarno ke Tampaksiring di Bali.
Ternyata, Ratna Sari Dewi yang saat itu masih berusia 19 tahun dilamar oleh Soekarno.
Lamaran tersebut dilakukan saat mereka hanya berdua.
Ratna Sari Dewi masih ingat betul kata-kata yang diucapan Soekarno saat meminangnya.
Ia juga ingat suasana dan pemandangan langit Bali pada saat itu.
"Saat itu pertama kali kami berduaan, dari Tampaksiring kami melihat jajaran pohon kelapa di sore hari, dan matahari tampak begitu besar perlahan tenggelam, kemudian bayangan dari pohon kelapa itu perlahan gelap," kenangnya.
Seketika, cerita Ratna Sari Dewi, suasana menjadi sangat sunyi, angin sepoi-sepoi berhembus.
Ia menggambarkan suasana saat itu sangatlah romantis.
"Kemudian beliau berkata, 'Jadilah inspirasi hidupku, jadilah teman hdupku, bahagiakanlah hidupku," cerita Ratna Sari Dewi.
Wanita yang kini berusia 78 tahun itu mengaku meski ia berusia ratusan tahun, kata-kata lamaran Soekarno tetap sebagai yang terindah.
Akhirnya, Ratna Sari Dewi memutuskan untuk menjadi istri ke-5 Soekarno.
Ibunda Ratna terkejut atas pilihan yang diambil oleh putrinya.
"Ibu saya sangat kaget, tapi saya telah membuat keputusan dan saya harus mengambil resiko atas pilihan ini," ucapnya.
Ratna Sari Dewi mengaku menjadi istri dari orang nomor satu di Indonesia bukanlah hal yang mudah.
Terlebih, ia dibesarkan dengan budaya dan bahasa yang jauh berbeda dari Indonesia.
"Pada enam bulan pertama, saya tidak bisa memakan masakan Indonesia, karena budaya Jepang biasanya memakan hidangan sedikit demi sedikit," katanya.
Namun, hal tersebut hanya berlangsung sementara.
Ratna Sari Dewi sudah beradaptasi. Ia menyukai perbedaan suhu dan keadaan Indonesia.
"Bahkan sekarang, saya lebih menyukai makanan Indonesia daripada makanan Jepang," ujarnya.
Ratna Sari Dewi pun mengaku saat berpergian ke luar negeri, ia merindukan masakan Indonesia.