Berita Surabaya
Kesedihan Keluarga Aiptu Agus Sumarsono saat Dengar Kabar Diserang di Polsek Wonokromo
Sebelum kejadian itu, ternyata korban sempat video call anaknya melihat cucunya yang masih berusia lima bulan.
Namun, sekarang malah dia sekeluarga yang sedang menunggu kesembuhan ayahnya yang diserang saat bertugas.
Tak lama, pukul 12.30 wib suaminya datang dan langsung bersiap-siap.
Mereka kemudian bergegas, kedua anaknya yang sedang bermain kejar-kejaran di ruang tamu langsung diajak mandi.
Sedangkan Mareta yang digendong Siti diserahkan ke suaminya yang sudah rindu dengan buah hatinya yang baru saja lahir pada tahun ini.
"Saya semalam dapat kabar jam 10 malam langsung saya beres-beres saya nunggu bus patas tidak ada. Saya nunggu akhirnya baru berangkat set 6 pagi tadi dari Madiun sampai sini baru saja, handphone saya juga mati," terang Sugito yang baru saja masuk ke dalam rumah.
Siti mengaku, akan menemui ayahnya yang saat ini sedang terbaring di rumah sakit. Dia ingin menjenguk ayahnya.
"Ini langsung berangkat habis ini, mau ketemu ayah," ucapnya.
Dia mengerti betul profesi ayahnya sebagai petugas kepolisian. Resiko bisa datang kapan saja.
Yang jelas, baru kali ini ayahnya mengalami musibah diserang oleh seorang pria yang merupakan pelapor di Mapolsek Wonokromo. Dia tidak dendam.
"Sejak kecil saya lihat ayah jadi Polisi baru kali ini ada kejadian seperti itu. Pelaku juga sudah diurus pihak yang berwajib," tutupnya.
Sebelumnya, dua anggota Mapolsek Wonokromo yang bertugas di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu menjadi korban penyerangan pria bernama Imam Mustofa alias Ali, Sabtu, (17/8/2019).
Pria tersebut menyerang Brigadir Febian dan Aiptu Agus Sumarsono dengan cara melompat dan mengayunkan celurit kepada ketua petugas yang sedang melayani laporannya itu.
Akibatnya, Aiptu Agus Sumarsono mengalami luka bacok di bagian kepala dan Brigadir Febian mengalami luka di bagian wajah.
Korps Bhayangkara langsung melumpuhkan pria bernama Imam Mustofa alias Ali itu.
Di dalam tas pelaku, beberapa senjata tajam, ketapel, air soft gun dan panah dan kertas memilik lambang mirip bendera ISIS.
Saat ini, pelaku ditangani langsung oleh Densus 88. (Willy Abraham)