Liputan Khusus
Penggemar Balap Motor Tak Banyak Tahu Jika Pemakaian Sirkuit GBT Surabaya Gratis
Sejumlah pembalap liar dan mekanik merasa bila Pemerintah Kota Surabaya kurang melakukan sosialisasi
SURYA.co.id | SURABAYA - Tidak semua penggemar balap motor tahu jika Dispora Kota Surabaya menggratiskan pemakaian lintasan Sirkuit Gelora Bung Tomo (GBT).
Sejumlah pembalap liar dan mekanik merasa bila Pemerintah Kota Surabaya kurang melakukan sosialisasi, sehingga khawatir dikenai biaya sewa tinggi saat menggunakan sirkuit balap yang berada di area Gelora Bung Tomo (GBT) itu.
Hal itu pula yang membuat sejumlah pembalap liar memilih tetap memacu kendaraannya di jalan raya.
“Mungkin karena biayanya. Kalau pikiran saya kenapa harus bayar kalau ada lintasa gratis (jalan raya),” kata mekanik motor balap liar Okky Satrio Sunarto (28), saat ditemui di bengkel Okky Racing Team (ORT) Jalan Mastrip, Karang Pilang, Kota Surabaya, Sabtu (6/7/2019).
Okky menyatakan belum pernah tancap gas di atas aspal sirkuit balap GBT.
Selama ini dia menyeting motor milik pelanggannya di sirkuit balap Kenjeran.
Namun, dia mendapat informasi dari rekannya apabila balapan di sirkuit balap GBT akan terganggu oleh angin kencang.
Sebab, lokasi sirkuit balap GBT terlalu terbuka, sehingga angin dapat berhembus ke lintasan.
“Hal itu sangat membahayakan joki (penunggang motor balap) kalau tidak bisa menyeimbangkan motor saat diterpa angin rawan terjatuh. Sebaiknya pemkot menutup beberapa titik lokasi di sirkuit dengan banner atau apapun agar angin tak berhembus kencang di lintasan,” jelasnya.
Okky melanjutkan, ada beberapa hal agar sirkuit balap GBT diminati para pembalap liar.
Pemkot sebaiknya menurunkan biaya pendaftaran ajang kejuaraan balap resmi dan menyediakan persewaan perlengkapan keamanan bagi joki.
Sebab, menurutnya, sebagian joki balap liar tak memiliki perlengkapan keamanan untuk kejuaraan.
Selain itu, dia berharap tribun penonton ditambah dan ruang kesehatan tersedia di sirkuit balap GBT.
Fasilitas di Sirkuit balap GBT harus dibuat lebih lengkap dari sirkuit Kenjeran, agar menjadi daya tarik bagi Okky atau pembalap liar untuk memacu kendaraan di sana.
“Perlengkapan yang perlu ada dan disewakan yakni wearpack, sepatu dan helm. Jika perlengkapan itu disewakan juga bisa menambah pemasukan pemkot. Soal tanggung jawab kerusakan barang sewaan juga bisa dibebankan pada penyewa,” ujarnya.
Dia melanjutkan, pemkot bisa melakukan sosialisasi tentang sirkuit balap GBT melalui media sosial.