Terungkap Sosok Abdullah Fitri Setiawan alias Dufi yang Mayatnya Ditemukan dalam Drum

Terungkap mayat dalam drum ternyata mantan wartawan Abdullah Fitri Setiawan alias Dufi. Polisi sedang menelusuri motif pembunuhan

Editor: Tri Mulyono
FACEBOOK
Abdullah Fitri Setiawan alias Dufi dan istrinya. 

SURYA.CO.ID, JAKARTA - Abdullah Fitri Setiawan alias Dufi (43 tahun), menemui ajalnya secara memilukan.

Mayatnya dimasukkan dalam drum atau tong plastik berwarna biru yang dibuang di Kampung Narogong, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Bagian kepala berada pada dasar dan kaki di bagian luar tong.

Kasus ini masih dalam penyidikan polisi.

Dufi diketahui hilang sejak Jumat (16/11) atau dua hari sebelumnya.

Saat ditemukan pemulung, sekujur badannya luka-luka, menguatkan dugaan ia meninggal sebagai korban pembunuhan.

Baca: Fakta Baru Pembunuhan Diperum Nainggolan Sekeluarga, Ini Pengakuan Haris Simamora di Reka Ulang

Baca: Ramalan Zodiak Hari ini Selasa 20 November 2018, Asmara Aries Bersinar, Kejutan buat Aquarius

Baca: Kriss Hatta Ketakutan Ditahan Polisi, Inilah Hasil Pemeriksaan 7,5 Jam atas Laporan Hilda Vitria

Dufi, berprofesi di bidang media massa, diketahui tinggal di TGS Catalina Blok A3 Pagedangan, Tangerang, Banten.

Muhammad Ali Ramdoni, adik Dufi, mengatakan, sang kakak terakhir kali berkomunikasi dengan keluarga pada Jumat pagi saat hendak bekerja.

"Komunikasi terakhir dengan istrinya bahwa dia mau ke kantor naik KRL. Mobil diparkir di Stasiun Rawabuntu (Tangerang, Banten)," kata pria yang akrab disapa Doni tersebut di TPU Semper, Jakarta Utara, Senin (19/11/2018).

Doni menuturkan, pihak keluarga tidak menaruh curiga meski Dufi tidak memberikan kabar sejak dua hari sebelumnya.

Sebab, Dufi dikenal sering bekerja pada akhir pekan.

Kendati demikian, Dufi akan selalu kembali ke rumahnya di kawasan Tangerang, Banten, setelah bekerja.

Betapa kagetnya Doni ketika ia mengetahui keluarga Dufi dihubungi pihak kepolisian.

Ia sempat mengira kakaknya terlibat kasus kriminal.

"Tetapi enggak mungkin deh, karena polisi menunggu kami datang. Sampai di jalan, kami ditelepon, 'sudah sampai mana?' Diminta cepat, dari situ kami merasa ada yang enggak beres nih," ujar Doni.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved