Pesawat Lion Air Jatuh

Penyelam Elite Korps Marinir Nyaris Putus Asa Cari Black Box Lion Air di Arus Deras Laut

Tim penyelam hingga saat ini masih mencari kotak hitam ( black box) pesawat Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Tajung Karawawang, Jawa Barat.

Editor: Iksan Fauzi
Tribun Bali
Black box Lion Air terdeteksi 

Namun ia mengatakan ada beberapa kendala yang dihadapi untuk memastikan lokasi CVR tersebut.  Pertama, lokasi kapal Baruna Jaya I harus berpindah dari lokasi yang dianggap potensi distribusi banyaknya pecahan-pecahan pesawat.

Kapal Baruna Jaya I harus berpindah karena di lokasi tersebut ada pipa-pipa bawah laut milik Pertamina, sehingga kapal Baruna Jaya I tidak bisa melego jangkar di sana untuk menerjunkan robot penyelam ROV dan meraih gambar lebih jelas. 

Kendala lain adalah arus dasar laut yang sangat kuat. 

"Kami harus berada di luar sekitar 550 meter dari lokasi itu untuk melakukan operasi ROV ini dengan kesulitan arusnya sangat kencang disana," kata Ilyas.

Ilyas memperkirakan jarak antara lokasi sinyal FDR yang sudah ditemukan dengan CVR antara 200 sampai 300 meter. "Itu kurang lebih 200-300 meter, gak terlalu jauh dari (CVR)," kata Ilyas.

Dua Sebab

Kementerian Perhubungan terus berkoordinasi dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT-610 rute Jakarta-Pangkal Pinang di Perairan Karawang, Jawa Barat.

Berdsarkan sejumlah perkembangan investigasi seperti adanya potongan tubuh pesawat, hingga bukti-bukti lainnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebutkan penyebab jatuhnya pesawat belum mengerucut.

Namun Budi Karya menyebutkan ada dua indikasi kecelakaan pesawat tersebut yakni human error atau kesalahan manusia dan indikasi berikutnya adalah pesawat yang mengalami gangguan teknis.

"Belum mengerucut. Tapi memang ada dua hal yaitu human error dan pesawatnya," papar Budi Karya Sumadi di kantor Kementerian Perhubungan.

Dengan adanya kejadian tersebut, Kementerian Perhubungan akan mengevaluasi pesawat hingga seluruh para awak pesawat dan pihak-pihak yang mendukung penerbangan Lion Air. "Evaluasi yang kita lakukan selain berkaitan dengan pesawatnya, awak pesawat juga akan ada satu assessment terhadap mereka," tutur Budi Karya.

Namun untuk poin-poin detil pemeriksaan kepada para awak pesawat maupun teknisi pesawat akan menunggu pertemuan dengan pihak Boeing sebagai produsen pesawat yang mengetahui lengkap klasifikasi pesawat PK-LQP.

Pihak Boeing memang akan dilibatkan dalam proses investigasi mengingat pesawat Boeing 737-Max 8 yang digunakan oleh penerbangan PK-LQP merupakan pesawat jenis baru yang dikeluarkan oleh Boeing. "Nanti saat Boeing datang hal-hal yang lebih kompleks akan kita periksa," ungkap Budi. 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved