Pesawat Lion Air Jatuh

Penyelam Elite Korps Marinir Nyaris Putus Asa Cari Black Box Lion Air di Arus Deras Laut

Tim penyelam hingga saat ini masih mencari kotak hitam ( black box) pesawat Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Tajung Karawawang, Jawa Barat.

Editor: Iksan Fauzi
Tribun Bali
Black box Lion Air terdeteksi 

Terkait keamanan penurunan jangkar, Panglima Komando Armada I Laksamana Muda TNI Yudo Margono telah menghubungi pihak berwenang untuk meminta izin melego jangkar.

"Kapal yang membawa peralatan tersebut dengan ROV itu lego jangkar, daerah tersebut banyak pipa pertamina, pipa pengeboran, tadi pangarmada 1 sudah menelpon kepada pihak yang berwenang untuk meminta izin supaya lego jangkar, supaya kapal tidak geser. Strateginya gitu," kata Kepala Basarnas Muhammad Syaugi, di JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu malam.

Dengan strategi itu, Syaugi mengaku akan lebih aman untuk menurunkan Remote Operating Vehicle (ROV) sehingga para penyelam nantinya bisa lebih mudah dan jelas menyusuri dasar laut tanpa terpengaruh arus.

"Sehingga kita bisa menurunkan ROV, penyelam bisa jelas kebawah kesitu tidak terbawa arus," imbuhnya.

Total hingga hari ketiga, sebanyak 53 kantong jenazah sudah diberikan dari tim gabungan kepada DVI Mabes Polri yang berada di RS Polri Kramat Jati Jakarta.

Beberapa serpihan pesawat yang dinilai sangat penting, juga sudah diserahkan kepada petugas KNKT untuk diperiksa lebih lanjut.

Bagian kotak hitam pesawat nahas Lion Air bernomor registrasi PK-LQP tiba di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Kamis malam.

Satu dari dua kotak hitam pesawat tersebut diturunkan dari Kapal Baruna Jaya I yang ditaruh ke dalam peti berwarna oranye.

Tiba sekiranya pukul 18.19 WIB, kotak oranye tersebut langsung diletakkan di atas meja yang telah disediakan.

Petugas kemudian mengeluarkan sebuah kotak kaca transparan berisi air yang memenuhi setengah volume kotak dimana terdapat bagian dari kotak hitam, berbentuk lingkaran dengan sebuah tabung kecil warna putih, dan tabung oranye.

"Akhirnya, kita hari ini, pagi tadi kita menemukan salah satu dari dua black box yang terpasang di pesawat," kata Ketua KNKT Surjanto Tjanjono dalam konferensi pers, di lokasi.

Meski belum bisa memastikan secara pasti, Surjanto yakin kotak hitam tersebut berjenis FDR (Flight Data Recorder).

Namun untuk lebih memastikan dugaannya itu, KNKT yang memiliki kewenangan dalam proses identifikasi kotak hitam, malam itu juga membawa bagian dari alat penting mengungkap penyebab jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP ke laboratorium KNKT di Gambir, Jakarta Pusat.

Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan (Teksurla) BPPT, M Ilyas mengatakan kapal Baruna Jaya I milik BPPT telah menangkap sinyal dari benda yang diduga Cockpit Voice Recorder (CVR). Hal itu diungkapkan Ilyas di Dermaga JICT 2 Tanjung Priok.

"Sebenarnya kita sudah menangkap dia punya sinyal (CVR). Di kapal kami tuh sudah ada dua sinyal yang ditangkap," kata Ilyas.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved