Berita Tulungagung
Kisah Mariyam, Pengusaha Parut Kelapa Asal Tulungagung, 20 Tahun Bertahan di Tengah Gempuran Mesin
Usaha ini digeluti secara serius sejak 20 tahun silam. Bukan sekadar memproduksi parut, Mariyam juga merintis perdagangannya.
Penulis: David Yohanes | Editor: Titis Jati Permata
Selain muncul pula mesin parut mini dengan tenaga penggerak dinamo.
Kemunduran ini dimulai tahun 2010.
Apalagi para pedagang kelapa di pasar semakin berinovasi.
Mereka menjual kelapa dalam berbagai bentuk, mulai dari kepala utuh, cungkilan, cungkilan tanpa kulit ari dan bahkan yang sudah diparut.
“Ada juga penjual kelapa yang sudah siap dengan mesin parut. Pembeli bisa minta langsung diparut di tempat,” ucapnya.
Satu per satu pengusaha parut di Sumberingin Kidul bertumbangan.
Namun Mariyam bertekat tetap bertahan.
Niat awalnya hanya untuk membantu suaminya yang bekerja sebagai petani.
Pelan-pelan penjualan terus menurun.
Namun di saat kondisi semakin sulit, datang pedagang dari luar pulau ke rumah Mariyam.
Awalnya mereka minta sampel untuk dibawa ke Papua dan Sumatera.
Ternyata barang produksi Mariyam bisa diterima pasar luar Jawa.
Bukan hanya Papua dan Sumatera, parut buatan Mariyam juga dipasarkan di Pulau Bali.
“Sejak awal saya punya keyakinan, kalau bertahan tanpa putus asa pasti ada jalan. Sekarang sepenuhnya mengandalkan permintaan luar Jawa,” terangnya.
Pelan-pelan Mariyam bukan hanya sekedar bertahan, namun usahanya menjadi besar.