PHK Massal Sisakan Ribuan Pekerja, PT GWI Madiun Berupaya Agar Pengurangan Karyawan Tidak Berlanjut

“Karena memang perusahaan PT Global Indonesia ini bekerja berdasarkan order atau pesanan, namun jumlah pesanan mengalami penurunan,” ungkapnya.

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Deddy Humana
istimewa
PERNAH MENDUNIA - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengamati bola untuk Piala Dunia 2022 buatan tenaga kerja PT Global Way Indonesia di Madiun. Serikat Pekerja PT Global Way Indonesia menjalin komunikasi imbas keputusan PHK pada ratusan pekerja. 


SURYA.CO.ID, MADIUN - Gelombang PHK besar-besaran mulai terjadi di Jatim saat ekonomi sulit di negeri ini, termasuk di PT Global Way Indonesia di Kabupaten Madiun. Perusahaan terpaksa menjatuhkan PHK kepada 842 pekerja sebagai imbas melemahnya jumlah pemesanan.

Sejauh ini serikat pekerja terus intens menjalin komunikasi imbas keputusan PHK oleh manajemen. Ketua Federasi Serikat Buruh Independen (FSBI) PT Global Way Indonesia, Sunardi mengaku masih bermusyawarah dengan manajemen perusahaan.

“Jumlahnya memang ada 800 pekerja lebih. Namun sampai sekarang masih hitung-hitungan setiap hari dengan manajemen perusahaan,” ujar Sunardi, Selasa (26/8/2025).

Ia mengungkapkan, komunikasi telah dilakukan sejak 14 hari sebelum Pengumuman Pengurangan Karyawan, masuk ke pengurus serikat pekerja maupun sampai ke sejumlah pekerja.

“Karena memang perusahaan PT Global Way Indonesia ini bekerja berdasarkan order atau pesanan, namun jumlah pesanan mengalami penurunan,” ungkapnya.

“Dari PT. Global Indonesia tidak membuat produknya sendiri, jadi hanya subcon dari brand-brand besar seperti Adidas dan lain lain, termasuk yang terakhir membuat bola untuk Piala Dunia 2022 di Qatar,” imbuh Sunardi.

Kendati mengalami penurunan pesanan, Sunardi menyebut, manajemen terus berputar otak demi mencegah pengurangan jumlah karyawan semakin banyak.

Terlebih saat ini masih ada sekitar 3.600 tenaga kerja bagian produksi yang menggantungkan hidupnya di perusahaan tersebut.

“Aktivitas tenaga kerja masih terus berlangsung. Akan tetapi menyesuaikan dengan jumlah permintaan yang melemah,” terangnya.

“Manajemen berusaha untuk mencari orderan yang lain. Selain bola nanti mungkin juga membuat perlengkapan yang lain misalnya tas, terus brand-brand lain dari Puma, Nike dan sebagainya,” tuntas Sunardi. ****

 

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved