Alasan Wanita Bercadar : Saya Pernah Diteriaki Maling dan Dilempar Botol, Tapi Dapat Pekerjaan
Banyak suka duka yang mereka hadapi namun para wanita bercadar itu mengaku tenang setelah mengenakannya.
Bagi Tyas, keputusan untuk mengenakan cadar, boleh dikatakan berawal dari 'pengalaman spiritual' pada sekitar 2011.
Tyas merasa kaum perempuan yang bercadar -yang menutup seluruh badan dan wajah, meninggalkan hanya di bagian mata saja yang terbuka- jauh lebih tenang.
"Mereka lebih terjaga auratnya, lebih adem (menenangkan). Kemudian saya mulai mengenakan pakaian-pakaian yang menutup seluruh badan, tapi belum memakai cadar," kata Tyas kepada BBC Indonesia, Rabu (07/03).
Baca: Berawal dari Bocornya Dropbox Hoes Hoin, 267 Foto Memalukan Tentara Wanita Cantik Beredar
Ia memutuskan untuk mengenakan cadar pada 2016 setelah mendapatkan izin dari suami.
Saat dirinya mengenakan cadar ada anggota keluarga yang mempertanyakan.
Ada juga yang khawatir ia tidak bisa menjaga tindakan dan akibatnya malah berdampak negatif.
"Saya jelaskan, jangan salahkan cadarnya, jangan salahkan hijabnya. Kalau ada yang memakai cadar tapi tindakannya kurang Islami, yang keliru orangnya bukan cadarnya," kata Tyas.
Tyas merasa nyaman dengan cadar yang ia kenakan meski ia pernah mengalami perlakuan yang tidak mengenakkan.
"Ada yang bilang saya maling, bahkan pernah saya dilempar botol minuman. Menghadapi ini, saya memilih tidak konfrontatif, saya abaikan saja," katanya.
Tapi cadar juga mengantarkannya mendapatkan pekerjaan.
"Ada bos yang meminta saya bekerja di perusahaannya. Jadi pekerjaan yang melamar saya."
Dalam Islam ada dua pandangan soal cadar, sebagian ulama mewajibkan sebagian lagi menyatakannya sebagai sunah, yang berarti dianjurkan untuk dilakukan tapi kalau tidak, bukan hal yang menyebabkan dosa.
Faktor eksternal
Ani Indriani, Muslimah di Jakarta mengatakan sudah ingin memakai cadar, cuma belum bisa diwujudkan sepenuhnya karena sang ayah khawatir cadar akan membuat orang beranggapan 'ia menjadi eksklusif'.