Lebaran 2016

Jalur Alternatif Jadi Jalur Tengkorak, Berikut Ini Data Wilayah Rawan di Jatim

#SURABAYA - Kecelakaan di Tuban selama sembilan hari ini mencapai 53 kejadian. Lamongan menempati urutan kedua, yaitu 26 kejadian.

Penulis: Zainuddin | Editor: Yuli
surya/bobby koloway
ILUSTRASI - Jalan rusak. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Jalur alternatif menjadi pilihan pemudik agar terhindar dari kemacetan. Tapi pemudik harus waspada. Berdasar analisa dan evaluasi (anev) Operasi Ramadniya 2016, jalur alternatif berubah menjadi jalur tengkorak atau rawan kecelakaan.

Selama sembilan hari arus mudik dan arus balik 2016, ada 24 kecelakaan di jalur alternatif. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan kecelakaan di jalur utama yang sebanyak 19 kejadian.

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan dalam kurun waktu sembilan hari ini sudah ada sekitar 860 orang terlibat dalam 483 kecelakaan di Jatim. Mayoritas korban mengalami luka ringan, yaitu sebanyak 734 orang. Sedangkan 54 orang meninggal dunia.

"72 orang mengalami luka berat," kata Argo, Sabtu (9/7/2016).

Argo mengakui mayoritas kejadian terjadi di jalur alternatif. Menurutnya, kendaraan yang melintas di jalur alternatif memang tidak sepadat jalur utama. Makanya kendaraan cenderung melaju dengan kecepatan tinggi.

Dari total kecelakaan ini, mayoritas terjadi antara pukul 09.00-12.00 WIB, yaitu 91 kejadian. Waktu lain paling rawan adalah antara pukul 06.00-09.00 WIB, yaitu sebanyak 73 kejadian.

Berdasar lokasi kejadian, Tuban menempati urutan paling tinggi. Kecelakaan di Tuban selama sembilan hari ini mencapai 53 kejadian. Lamongan menempati urutan kedua, yaitu 26 kejadian. Tapi korban meninggal tertinggi ada di Banyuwangi, yaitu sebanyak enam orang.

"Motor paling sering terlibat kecelakaan. Selama sembilan hari ini, motor terlibat kecelakaan di 674 lokasi," tambahnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved