Kehidupan Disc Jockey
Tawaran Manggung Female DJ Melonjak, Honor Bisa Capai Rp 15 Juta Sebulan
#Berita #Surabaya Kehidupan Disc Jockey ternyata tak seindah bayangan kita, terutama para DJ laki-laki. Mereka kini tak laris, dan kalah dibanding haw
Meskipun sebenarnya permainan mereka biasa saja, bahkan mungkin tidak bisa DJ dan hanya sekedar mixtape. Mixtape merupakan lagu milik DJ lain yang sudah diatur, dan hanya diputar saja, tanpa butuh keterampilan DJ. Apabila di dunia musik, ini dikenal dengan lipsing.
Hany menuturkan, dengan perkembangan teknologi DJ membuat sulit untuk menilai DJ itu berkualitas atau tidak. Saat ini, banyak DJ yang hanya sekadar menyesuaikan suara, sehingga perannya tak lebih seperti seorang operator musik.
"Memang masanya seperti itu. Terjadi siklus, DJ muda-muda kini yang lebih banyak tampil,” kata Hany.
Ini karena, bagaimanapun tempat hiburan tentu menginginkan tempatnya dibanjiri pengunjung. Dan DJ perempuan yang kini lebih banyak digemari.
Bahkan menurut Hany, karena ketatnya persaingan banyak DJ yang nekat banting harga. ”Ada DJ yang mau dibayar Rp 500.000. Ini kan sama saja merusak harga,” ujar Hany.
Hany sendiri saat ini lebih banyak fokus pada aktivitasnya sebagai instruktur. Namun tiap bulannya, Hany mendapat tawaran tampil, terutama pada acara-acara ulang tahun klub atau kafe, dan event-event besar lainnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/dj-perempuan_20160124_131132.jpg)