Kehidupan Disc Jockey
Tawaran Manggung Female DJ Melonjak, Honor Bisa Capai Rp 15 Juta Sebulan
#Berita #Surabaya Kehidupan Disc Jockey ternyata tak seindah bayangan kita, terutama para DJ laki-laki. Mereka kini tak laris, dan kalah dibanding haw
SURYA.co.id I SURABAYA - Saat ini, pasar Disc Jockey (DJ) mulai dikuasai oleh kaum Hawa, atau yang lebih dikenal female disc jockey (FDJ). Walau sebagian sebenarnya kalah dari segi kualitas dengan DJ lak-laki, pasar lebih memilih DJ perempuan. Apa alasannya?
SURYA.co.id bertanya pada DJ perempuan yang kini mulai menjadi idola, DJ Tata Technova. Pemilik nama asli Riska Oktavia itu, kini mulai banyak tawaran manggung. Padahal, Tata bisa dibilang masih baru di dunia DJ.
Tata mulai belajar DJ di bawah binaan DJ Fayes Management yang berlatih di Nens Corner Cafe Jalan Indragiri Surabaya Sekitar Juni 2014.
Tata menceritakan bahwa ia semula tidak bercita-cita menjadi seorang DJ. Dia mulai tertarik dengan dunia ini begitu menyaksikan penampilan DJ Fayes, yang merupakan pendiri Fayes Management. Sejak itu Tata jadi penasaran dan mulai tanya-tanya tentang sekolah DJ.
”Daripada hanya dugem, mengapa tidak sekalian kerja,” kata Tata.
Tata lantas mengambil paket delapan jam yang tiap harinya belajar selama 1,5 jam. Gadis 22 tahun tersebut kian tekun belajar sejak kekasihnya yang juga DJ, Aditya Wahyu Budi Hartanto, atau dikenal dengan sapaan DJ Adit meninggal dunia.
DJ Adit tewas di samping mobilnya di Jalan Bung Tomo, Surabaya, pada Juni 2015. Dia tewas setelah dihajar massa setelah menerobos pebalap liar di kawasan itu. Tidak hanya Tata yang merasa kehilangan saat itu. Dunia DJ Surabaya saat itu juga berduka. Tata sempat merasa kehilangan dan sempat terpuruk akibat peristiwa itu.
"Saya sempat terpuruk, namun lama kelamaan karena dukungan dari teman-teman saya bangkit lagi. Mereka katakan pada saya, kamu harus bisa lebih baik dari Adit,” kata gadis kelahiran Surabaya, 23 Oktober 1993 tersebut.
Dan, sejak kematian Adit, Tata kian fokus untuk belajar. Bahkan Tata yakin, DJ bisa menjadi profesi yang menjanjikan.
”Ketika kamu tampil, anggap di sana ada DJ lain yang menonton kamu di situ. Telinga DJ tentu tahu kalau kamu tidak bermain bagus. Jadi harus hati-hati,” ucap Tata mengutip pesan Adit yang selalu dia ingat.
Jadwal pentas DJ Tata sangat padat. Dia bisa tampil hingga enam kali dalam satu bulan. Suatu ukuran lumayan bagi seorang DJ yang masih baru.
Boy Mohawk, Koordinator Fayes Management mengakui, karier Tata kini kian menanjak. Apalagi saat ini, kecenderungan pasar lebih memilih DJ perempuan daripada laki-laki. Meskipun secara permainan DJ laki-laki bisa jadi lebih baik atau profesional, konsumen lebih memilih DJ perempuan.
"Sekarang eranya FDJ yang lebih laku. FDJ lebih unggul secara visual," tegas Boy Mohawks.
Fayes Management saat ini memiliki 11 DJ, enam Female DJ dan sisanya, lima DJ laki-laki. Diakui Boy, dari 11 DJ tersebut, yang lebih banyak mendapat tawaran pentas adalah DJ perempuan.
Menurut Boy, frekuensi pentas DJ perempuan dua kali lipat dibanding DJ laki-laki. Otomatis hal itu berpengaruh pada honor DJ yang juga dua dibanding satu. Apabila rata-rata honor DJ perempuan Rp 2 juta hingga Rp 2,5 juta sekali tampil, DJ laki-laki hanya Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta. "Jumlah FDJ juga lebih banyak daripada DJ laki-laki," ungkap Boy.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/dj-perempuan_20160124_131132.jpg)