Kehidupan Disc Jockey
Tawaran Manggung Female DJ Melonjak, Honor Bisa Capai Rp 15 Juta Sebulan
#Berita #Surabaya Kehidupan Disc Jockey ternyata tak seindah bayangan kita, terutama para DJ laki-laki. Mereka kini tak laris, dan kalah dibanding haw
Biasanya DJ laki-laki lebih banyak tampil sebagai resident DJ (tampil tiap hari di sebuah tempat hiburan). Agenda show resident DJ ini selama 24 hari dalam satu bulan. Ini karena, mayoritas DJ perempuan tidak kuat apabila harus bekerja sebagai resident DJ.
Untuk satu bulan, biasanya DJ laki-laki menerima honor sekitar Rp 4 juta hingga Rp 5,5 juta.
Walaupun agenda pentas DJ laki-laki lebih banyak lantaran mendapat kesempatan tampil sebagai resident DJ, namun tidak signifikan dengan besaran honornya. Bila DJ laki-laki tampil sebagai resident DJ mendapat honor Rp 4 juta hingga Rp 5,5 juta setiap bulan, Female DJ bisa menerima honor Rp 10 juta sampai Rp 15 juta hanya tampil secara reguler.
Seperti diakui Boy, secara kualitas permainan DJ laki-laki masih lebih baik dari Female DJ. "Karena itu, agar bisa tetap eksis, DJ laki-laki harus memiliki sesuatu yang lebih dari DJ perempuan," tegasnya.
Ditekankan Boy, setiap penampilan DJ laki-laki harus sempurna. Selain itu mereka juga harus menjaga sikap, jangan pernah sombong dan tidak mau bergaul dengan orang lain. Yang lebih penting, DJ laki-laki harus memiliki teman yang banyak atau komunitas.
"Kalau DJ laki-laki harus memiliki nama. Biasanya, kalau sudah punya nama dan fans, di setiap penampilannya akan banyak yang datang. Itu yang harus menjadi nilai lebih," cetusnya.
Diakui Boy, seorang DJ lebih suka tampil di luar Jawa. Alasannya jelas, besaran honor yang diterima lebih besar ketimbang pentas di tempat hiburan di kawasan Pulau Jawa.
Selain itu, clubbers di luar Jawa biasanya royal dan sering memberi ‘saweran’ pada setiap DJ yang sedang mengolah musik di balik turn table. "Jumlah sawerannya malah bisa dua kali lipat honor pentasnya," beber DJ Rineez Devi sambil tertawa.
Jumlah DJ yang semakin banyak dan peralatan terus berkembang membuat persaingan DJ kian tak teralakkan. Bahkan kini DJ profesional juga tergusur oleh DJ perempuan.
Teknologi DJ yang kian canggih, membuat semua orang bisa menjadi DJ. Untuk belajar DJ pun tidak membutuhkan waktu lama.
Hanya dalam waktu satu bulan seseorang bisa menjadi DJ. Ditambah lagi, pasar yang lebih menyukai untuk menggunakan DJ cantik yang berpakaian seksi, sehingga kualitas tak terlalu diperhatikan. Ini belum kian maraknya artis yang menjadi DJ, membuat ladang DJ kian sempit.
DJ senior asal Surabaya, Hany Setiobudi mengatakan, saat ini sangat mudah untuk menjadi DJ. Berbeda dengan di zamannya yang sangat memerhatikan kualitas.
"Dulu walau orangnya jelek, tapi mainnya bagus akan disukai. Walau orangnya cantik atau ganteng, kalau mainnya biasa saja, tidak disukai," kata pria yang akrab disapa DJ Hany itu.
Hany sendiri telah belajar DJ sejak tahun 2000-an, dan pada 2005 telah menjadi instruktur. Sudah 16 tahun dia menjadi DJ. Telah 100 orang lebih yang menjadi muridnya. Tidak hanya di Surabaya, Hany telah mengajar di beberapa kota seperti Manado, Makassar, Balikpapan, dan lainnya.
Pria berusia 35 tahun tersebut mengatakan, saat ini DJ, terutama pria memang agak tergusur. Ini dikarenakan, pasar lebih menyukai DJ berparas cantik dan tampil dengan pakaian seksi.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/dj-perempuan_20160124_131132.jpg)