Eksklusif 40 Hari Musibah AirAsia
Tiga Hari Cari Sidik Jari Jenazah Korban QZ8501 Tanpa Jari
Dalam kondisi itu sangat mungkin ia menutup wajah di tangan atau bersedekap dan lain-lain.
Kerja untuk kasus kecelakaan luar biasa sebelumnya dijalani anggota Automatic Fingerprints Identification System (INAFIS) Polrestabes Surabaya ini tahun 2011 lalu.
Kala itu kapal pengangkut imigran gelap tenggelam di Pantai Selatan Jawa, tepatnya di perairan Trenggalek.
Bintara berpangkat Aiptu itu mengakui cukup berat, terutama fisik dan psikis dalam menjalankan operasi panjang seperti ini.
Kondisi mayat korban semakin lama semakin sulit diidentifikasi. Dia dan tim khusus finger print harus bekerja lebih dari tiga hari untuk menemukan sidik jari korban.
Jenazah tanpa jari-jari, terus ia pelototi. Ia cari kemungkinan bekas sidik jari menempel di wajah, dada, dan bagian-bagian lain.
Logikanya yang digunakan sederhana. Seorang yang mengalami kecelakaan biasanya histeris.
Dalam kondisi itu sangat mungkin ia menutup wajah di tangan atau bersedekap dan lain-lain.
”Pola kerja di sini memang tidak menentu. Lama tidaknya proses identifikasi tergantung kondisi jenazah yang dikirim ke kita. Tapi bagaimana pun kondisinya, kami pastikan akan bekerja keras menemukan identitas para korban. Kami di sini merasa lega ketika jenazah korban diterima keluarganya,” kata Pudji. (idl)
Baca selengkapnya di Harian Surya edisi besok
LIKE Facebook Surya - http://facebook.com/SURYAonline
FOLLOW Twitter Surya - http://twitter.com/portalSURYA