Kilas Balik
Benny Moerdani Pimpin Operasi Naga di Irian Barat, Pakai Strategi 'Kucing-kucingan' Hadapi Belanda
Benny Moerdani berani memimpin Operasi Naga di Irian Barat. Namun, penerjunan pasukannya justru kacau balau, simak kisahnya!
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Operasi Naga merupakan operasi militer yang dilancarkan Indonesia dalam rangka pembebasan Irian Barat
Usai Presiden Soekarno mengumumkan Trikora pada 19 Desember 1961 dan membentuk Komando Mandala yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Soeharto, Operasi Naga inipun dilancarkan
Seperti dikutip dari buku 'Benny Moerdani Yang Belum Terungkap' ,Tempo & PT Gramedia (2015)
Operasi lewat jalur udara ini awalnya merupakan hal yang mustahil.
Faktanya, saat itu belum ada satupun operasi udara yang berhasil dilancarkan di Irian Barat.
Baca: Soeharto Gunakan 4 Tahap Sistematis untuk Menumpas Gerakan G30S/PKI, Tenang Tapi Tegas dan Pasti
Baca: Presiden Soekarno Kalut Saat Pasukan Tak Dikenal Mengepung Istana Merdeka, Ternyata Cuma Salah Paham
Pasukan yang pernah diterjunkan ke wilayah itu selalu hilang 100 persen.
Alhasil, tidak ada perwira senior yang berani memimpin Operasi Naga.
Namun, Benny Moerdani bersedia memimpin operasi tersebut, padahal pangkatnya masih belum cukup untuk memimpin unit kesatuan besar.
Operasi Naga sendiri sebenarnya dirancang oleh Benny Moerdani yang masih berusia 29 tahun.
Benny Moerdani berani menyasar Merauke sebagai target operasinya.
Pagi itu, Sabtu 23 Juni 1962 sebanyak 213 anggota pasukan diterjunkan untuk melancarkan Operasi Naga.
Pasukan penerjun dalam Operasi Naga itu lompat dari tiga pesawat Hercules.
Namun, penerjunan tersebut justru kacau balau.
Karena mereka terjun ke Merauke tanpa tahu bagaimana kondisi medan disana. Apalagi saat penerjunan kondisinya masih gelap.
Seorang Letnan Satu Ben Mboi tergantung 10 meter dari tanah setelah menerabas cabang-cabang pohon. Ben Mboi bisa selamat setelah memotong ikatan payung dan memakai tali untuk turun.