Soto Ayam Lamongan H Tarim Sidoarjo, Depot Soto Resep Keluarga dengan Ambience Tampilan Modern

Farel Lesmana dan Abi Adhim berkolaborasi mengembangkan Depot Soto Ayam Lamongan H Tarim di Sidoarjo.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
sri handi lestari/surya.co.id
SOTO AYAM LAMONGAN H TARIM - Dari kanan ke kiri : H Tarim bersama Abi Adhim dan Farel Lesmana saat mengenalkan gerai Soto Ayam Lamongan H Tarim yang baru operasional di kawasan Jalan Kombes M Duryat, Kota Sidoarjo. Kolaborasi keduanya ini ingin menghadirkan menu soto ayam khas Lamongan yang diminati anak muda. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Farel Lesmana dan Abi Adhim berkolaborasi mengembangkan Depot Soto Ayam Lamongan H Tarim di Jalan Kombes M Duryat Sidoarjo, Sabtu (30/8/2025).

Ambience Depot Soto Ayam Lamongan H Tarim dikembangkan berbeda, di mana area makan minum yang lebih segar dan modern, dan tentunya instagramable khas anak muda saat ini.

"Memang kami ingin menarik anak muda untuk kembali menikmati soto ayam Lamongan, yang khas asli lokal. Ditengah kondisi pasar yang saat ini, banyak tempat makan bertema Korea dan Jepang, kami ingin mengembalikan cita rasa lokal, dengan tampil kekinian," kata Abi, yang mulai melayani pembeli umum, Minggu (31/8/2025).

Gerai Soto Ayam Lamongan H Tarim ini sebenarnya adalah usaha Abi yang sudah berjalan dua tahun di kawasan Manukan, Surabaya.

Kemudian bersama Farel, keduanya sepakat berkolaborasi membuka cabang di Sidoarjo.

Abi sendiri membuka depot Soto Ayam Lamongan, karena ingin meneruskan usaha keluarga.

Sekaligus dengan resep soto ayam khas keluarga.

"Keluarga saya mulai dari kakek saya adalah penjual  Soto Ayam Lamongan. Kebetulan kami adalah keluarga dari Lamongan," cerita Abi.

Sang kakek, sejak tahun 1930 an telah menjajakan soto ayam Lamongan dengan menggunakan pikulan di daerah Tanjung Perak.

Menurut cerita kakeknya, mangkalnya berada di kawasan pelabuhan Tanjung Perak yang saat ini telah menjadi SPBU di kawasan tersebut.

Kemudian sempat digantikan ayah Abi, yang bernama H Tarim untuk berjualan soto dengan rombong di kawasan tersebut.

Tapi tidak berjalan lama, karena H Tarim memilih untuk pulang ke Lamongan untuk bertani, sekitar tahun 1980-an.

"Tapi diteruskan oleh paman-paman dan sepupu-sepupu saya yang banyak berjualan soto ayam Lamongan," terang Abi.

Kemudian saat kuliah di jurusan entrepreneur Universitas Ciputra (UC), Abi mendapat tugas untuk membuka usaha yang berkelanjutan.

Memanfaatkan peluang sebagai keluarga pedagang soto ayam Lamongan, Abi memutuskan mengembangkan depot soto ayam Lamongan ini dengan dibantu istrinya yang juga alumni dari UC.

"Nah, di gerai yang kedua di Sidoarjo ini, saya kolaborasi dengan Farel. Kami melakukan penampilan interior yang berbeda dengan yang di Manukan, termasuk adanya lukisan di dinding ini, yang terinspirasi dari kakek saya," terang Abi.

Lukisan di dinding itu tampak pedagang soto dengan  gerobak pikulan.

Terkait nama H Tarim, merupakan nama dari ayah Abi, yang juga hadir dalam soft launching di Sidoarjo tersebut.

Farel Lesmana, sebagai patner Abi, mengaku, bila depot ini lebih ke skill up.

"Jadi kami skill up dan kembangkan dengan tampilan yang lebih modern, mulai dari produk, sajian dan pembayaran. Termasuk interior yang lebih instagramable," tambah Farel, yang merupakan alumni dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.

Terkait sajian, mereka menyajikan soto dengan mangkuk ala ramen, menu khas Jepang.

Kemudian cara pemesanan, pembayaran dan lainnya juga ditingkatkan lebih modern.

"Jadi sesuai dengan tema kami, skill up. Targetnya bisa berkelanjutan dan khusus di Sidoarjo, kamu belum melihat ada soto ayam yang top of mind seperti di Surabaya. Harapannya, Soto Ayam Lamongan H Tarim Sidoarjo, bisa jadi top of mind soto ayam di Sidoarjo," pungkas Farel.

Dari pengamatan SURYA.co.id, soto ayam yang disajikan terlihat mengunakan daging ayam kampung.

Dengan pilihan menu nasi soto ayam biasa dengan harga Rp 18.000 per porsi, nasi soto ayam campur spesial dengan tambahan topping ayam dan telur rebus di harga Rp 23.000 per porsi, dan ada menu nasi terpisah dengan harga Rp 23.000 dan Rp 28.000 per porsi.

Juga ada menu tambahan topping seperti jerohan, sayap, brutu, kepala, ceker dan uritan dengan harga Rp 5.000 hingga Rp 8.000.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved