Dorong MediaConnect, Komdigi: Pemerintah Harus Menang Narasi di Era Disrupsi Digital
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menekankan perlunya memperkuat hubungan strategis antara pemerintah dan media.
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
Ringkasan Berita:
- Tantangan AI & Disinformasi: Komdigi adakan Bimtek Relasi Media di Surabaya merespons kompleksitas media, disinformasi, dan konten manipulatif AI.
- Relasi Jadi Kemitraan: Relasi pemerintah-media harus berubah dari transaksional menjadi kemitraan strategis.
- Perluas Spektrum: Pemerintah harus merangkul media konvensional dan ekosistem baru untuk membentuk opini publik yang positif.
- Kunci Penguatan SDM: Penguatan kapasitas aparatur Kominfo jadi kunci agar mampu beradaptasi.
SURYA.co.id | SURABAYA - Di tengah derasnya disinformasi dan semakin canggihnya konten manipulatif berbasis AI (Artificial Intelegens),
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menekankan perlunya memperkuat hubungan strategis antara pemerintah dan media.
Baca juga: Komdigi Gelar Smart City Business Matchmaking dan Forum Smart City 2025 di Yogyakarta
Penguatan kapasitas aparatur dinilai menjadi kunci agar pemerintah tetap mampu memenangkan pertarungan narasi, menjaga kredibilitas informasi publik, dan membangun kepercayaan masyarakat.
Pesan tersebut menjadi benang merah dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) Relasi Media bertema MediaConnect : Menguatkan Relasi, Menyatukan Narasi yang diselenggarakan Ditjen Komunikasi Publik dan Media, Rabu (19/11/2025) di Surabaya, Jawa Timur.
Kegiatan diikuti oleh aparatur Dinas Komunikasi dan Informatika seluruh Indonesia dan Organisasi Perangkat Daerah se-Provinsi Jatim, baik secara daring maupun luring.
Plt Direktur Ekosistem Media Kementerian Komdigi, Farida Dewi Maharani, mengingatkan bahwa lanskap media saat ini memasuki fase paling kompleks dalam dua dekade terakhir.
"Perubahan pola konsumsi informasi, keterbukaan ruang publik digital, dan ledakan konten buatan pengguna membuat arus informasi makin sulit dikendalikan," kata Farida.
Ekosistem media sedang berada dalam kondisi yang sangat menantang.
Perkembangan AI
Teknologi telah mengubah cara masyarakat mencari informasi, dan siapa pun kini bisa memproduksi konten yang tidak selalu kredibel.
"Perkembangan AI justru menambah kerumitan karena publik semakin sulit membedakan mana konten asli, mana yang dimanipulasi," tambah Farida.
Dalam konteks tersebut, ia menegaskan bahwa relasi pemerintah dan media tidak lagi cukup bersifat transaksional atau reaktif.
Relasi media harus berpindah menjadi kemitraan yang saling menguatkan.
"Pemerintah membutuhkan media untuk menjaga kredibilitas informasi dan membangun kepercayaan publik, sementara media memerlukan data akurat dan akses narasumber untuk memastikan pemberitaan yang berkualitas," ungkap Farida.
Dia juga menekankan bahwa spektrum media kini meluas.
| Lirik Sholawat Tholama Asyku Ghoromi Arab, Latin dan Artinya |
|
|---|
| Disoroti Menkeu, BPKAD Tulungagung Jamin Tidak Ada Dana Daerah Diendapkan Untuk Dapat Bunga Bank |
|
|---|
| Sektor Wisata di Lumajang Mulai Terdampak Gunung Semeru Erupsi, Pengusaha Tur Pilih Tutup Sementara |
|
|---|
| Tulisan Doa Bismillahilladzi La Yadhurru Ma'asmihi Syaiun Fillardhi dan Keutamaannya |
|
|---|
| Optimalkan Aplikasi Damarmojo, Bupati Mojokerto Tegaskan Aduan Adalah Bentuk Kepercayaan Masyarakat |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/HUBUNGAN-STRATEGIS-Kementerian-Komunikasi-dan-Digital-Komdigi-menekank.jpg)