Gernas Ayo Mondok Luncurkan Buku Panduan Kesehatan Untuk Pesantren, Skabies Jadi Kasus Paling Umum
Buku ini bisa menjadi media preventif agar para santri terhindar dari skabies. Sehingga, jumlah kasusnya bisa turun di pesantren
Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Deddy Humana
Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) juga memberikan dukungan atas penerbitan buku ini.
Ketua Pengurus Pusat PDNU, dr Muhammad S Niam menyampaikan bahwa inisiatif pembuatan buku ini lahir dari pengalaman panjang kolaborasi antara PDNU, Gernas Ayo Mondok, dan berbagai unsur yang peduli kesehatan pesantren.
"Kami sudah terbiasa bekerja sama dengan tim penggerak Ayo Mondok, terutama sejak masa pandemi Covid-19. Saat itu kita bersama-sama memberikan layanan, perlindungan, hingga saran kesehatan untuk pesantren, para ulama, dan santri,” ujar dr Niam saat dikonfirmasi bersama Gus Hans.
Menurut dr Niam, komunitas pesantren memiliki kekhususan yang membuat mereka rentan terhadap penyakit. Terutama yang bersifat menular.
Karena itu, kebutuhan akan panduan kesehatan yang standar menjadi sangat penting. Upaya penyusunan buku panduan tersebut sebenarnya sudah lama direncanakan, namun kini semakin mudah direalisasikan melalui gerakan nasional yang lebih masif.
"Kita ingin membuat pedoman bagaimana hidup sehat di pesantren. Semoga buku ini bisa segera tersebar dan memberi manfaat,” tambahnya.
Ia juga menekankan bahwa budaya kebersihan di pesantren perlu terus ditingkatkan. Sehingga, tidak lagi muncul anggapan keliru bahwa kondisi kurang bersih merupakan bagian dari kehidupan santri.
"Dulu mungkin ada pernyataan kalangan salah satu pondok bahwa ‘jorok tapi suci’. Padahal suci itu di atas bersih. Kalau tidak bersih, jangan pertanyakan kesuciannya,” ujarnya.
Tim riset PIC penyusunan buku, sekaligus Chief Editor buku ini, dr Syifa Mustika menjelaskan bahwa buku ini merupakan program utama Divisi Kesehatan dan Kebersihan Lingkungan Pesantren Gernas Ayo Mondok.
"Kita ingin membuat buku saku yang benar-benar bermanfaat. Namun, dasarnya tidak bisa asal memilih penyakit. Jadi kami melakukan survey besar ke seluruh pondok pesantren anggota Gernas Ayo Mondok,” ungkapnya.
Survey tersebut berhasil mengumpulkan lebih dari 600 responden yang terdiri atas pengurus pondok dan santri.
Melalui kuesioner yang mencakup penyakit menular, tidak menular, masalah kesehatan, hingga kebersihan lingkungan, tim berhasil mengidentifikasi daftar penyakit yang paling banyak dialami di pesantren.
“Hasilnya memang yang paling banyak adalah skabies atau gudik di samping dermatitis yang juga cukup dominan. Setelah itu penyakit saluran pernapasan seperti ISPA, bronkitis, hingga TBC. Berikutnya penyakit saluran pencernaan seperti gastritis, dispepsia, GERD, dan hepatitis,” jelas dr Syifa.
Masukkan Masalah Kesehatan Mental
Menariknya, survey juga menunjukkan tingginya permintaan agar masalah kesehatan mental ikut dibahas dalam buku.
“Ada banyak masukan terkait gangguan psikosomatis. Jadi itu juga akan masuk dalam pembahasan. Termasuk anemia dan beberapa kondisi lain yang dianggap penting oleh santri dan pengurus,” tambahnya.
Gernas Ayo Mondok
PT Pharos Indonesia
kesehatan lingkungan pesantren
buku panduan sehat pesantren
Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU)
KH Zahrul Azhar Asaad (Gus Hans)
skabies
Surabaya
SURYA.co.id
Meaningful
Multiangle
| Grand Vitara Minor Change, Komitmen Penyegaran Menunjang Gaya Hidup |
|
|---|
| Bridgestone Tampil Perdana di GJAW 2025, Perkuat Kontribusi Industri Otomotif Nasional |
|
|---|
| Tebing di Kutukan Sendi Mojokerto Longsor, Akses Jalur Pacet-Cangar Tertutup 25 Meter |
|
|---|
| Tanam 120 Ton Beton Anti Abrasi Hexa Reef, PHE WMO Perkuat Ekowisata di Pantai Tlangoh Bangkalan |
|
|---|
| 10 Desa di Sidoarjo Raih Predikat Tata Kelola Terbaik, Pemkab Siapkan Pendampingan untuk Desa Merah |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/gernas-Mondok-di-Surabaya.jpg)