SURYA Kampus
Mendiktisaintek Tekankan Kolaborasi Kampus dan Industri, Dorong Lulusan Siap Kerja
Mendiktisaintek menekankan, riset unggul tidak hanya ditentukan fasilitas, tetapi juga kemampuan peneliti dan kolaborasi lintas sektor
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Titis Jati Permata
Ringkasan Berita:
- Mendiktisaintek Prof Brian Yuliarto menyebut pentingnya penguatan ekosistem pendidikan tinggi berbasis riset, kolaborasi dan kesiapan kerja dalam Konferensi Puncak Pendidikan Indonesia di Unesa, Rabu (19/11/2025).
- Ia menyoroti peningkatan kualitas riset, kemitraan kampus dan industri, serta lulusan yang mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional.
- KPPI digelar sebagai ruang besar untuk mempertemukan pemangku kepentingan, pimpinan kampus, dosen, komunitas akademik, hingga mitra industri
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Prof. Brian Yuliarto, S.T., M.Eng., Ph.D menegaskan pentingnya penguatan ekosistem pendidikan tinggi berbasis riset, kolaborasi, dan kesiapan kerja dalam Konferensi Puncak Pendidikan Indonesia (KPPI) di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Rabu (19/11/2025)
ia menyoroti tiga hal utama dalam pertemuan ini, yaitu peningkatan kualitas riset, kemitraan kampus dan industri, serta penciptaan lulusan yang mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional.
“Pertama-tama, saya ingin membawa hidup akademiknya, menghasilkan ilmu-ilmu yang berkualitas, mulai dari risetnya, bagaimana riset berkualitas itu bisa bersaing dengan riset-riset lain di dunia,” ujarnya.
Riset Unggul Berkat Kolaborasi Lintas Sektor
Ia menekankan, riset unggul tidak hanya ditentukan oleh fasilitas, tetapi juga kemampuan peneliti dan kolaborasi lintas sektor.
Untuk itu ia menyampaikan apresiasinya kepada Unesa dan para mitra industri yang terus memperkuat kerja sama dengan pemerintah.
Baca juga: Sosok Eva Nandha Anak Buruh asal Nganjuk Jadi Wisudawan Terbaik Unesa, Ini Kisah Inspiratifnya
“Kami berterima kasih kepada Rektor yang berkenan menjadikan kita satu ekosistem, serta PNK yang terus melakukan kolaborasi. Kita sangat membutuhkan kolaborasi, karena setiap kampus tentu punya keterbatasan, dan pemerintah juga terus memperbaiki keterbatasan itu,” jelasnya.
Menurutnya, KPPI digelar sebagai ruang besar untuk mempertemukan para pemangku kepentingan, pimpinan kampus, dosen, komunitas akademik, hingga mitra industri.
"Konferensi ini tujuannya seperti itu. Puncak pertemuan stakeholder kampus. Harapannya, ini bisa memajukan pendidikan tinggi di Indonesia,” tegasnya.
Dorong Terciptanya Wirausaha Baru
Terkait persoalan pengangguran terdidik, Menristekdikti menegaskan, link and match dengan industri adalah kunci.
Ia mencontohkan pendidikan vokasi yang mewajibkan mahasiswa magang minimal enam bulan hingga satu tahun.
Baca juga: Daya Tarik Wisata Alam Gosari Gresik Bikin Fakultas Vokasi Unair Lakukan Kegiatan Ini
“Tujuannya agar lulusan benar-benar sesuai kebutuhan industri,” katanya.
Selain menyiapkan lulusan untuk dunia kerja, pemerintah juga mendorong terciptanya wirausaha baru dari kampus.
“Kami ingin inovasi terus berkembang. Lulusan vokasi kami dorong membuat kreasi bersama dosen agar bisa membangun industri baru, startup baru, sehingga menciptakan lapangan kerja,” tambahnya.
Tidak hanya itu, pemerintah kini tengah menyiapkan skema untuk mendorong tenaga kerja terampil Indonesia memasuki pasar global, sesuai arahan Presiden.
Potensi karakter pekerja Indonesia yang dikenal sopan dan ulet disebut menjadi keunggulan tersendiri.
“Kami sedang intens berbicara dengan P2MI (Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia) dan Kemenaker agar lulusan kita siap diserap pasar luar negeri. Tantangannya biasanya bahasa dan sertifikasi. Kami sedang upayakan standar-standar itu bisa dilakukan di Indonesia, sehingga mereka tidak perlu pergi ke negara tujuan hanya untuk mengambil sertifikasi,” tuturnya.
Brian berharap seluruh agenda kolaboratif ini akan mempercepat transformasi pendidikan tinggi Indonesia mulai dari riset, industri, hingga penyerapan tenaga kerja di dalam dan luar negeri.
Dengan penguatan ekosistem tersebut, ia optimistis perguruan tinggi Indonesia akan semakin relevan dan kompetitif.
BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS
| Sosok Serah Nuban Mahasiswi NTT yang Bayar Kuliah dengan Jualan Hasil Tenun, 1 Kain Selesai 2 Bulan |
|
|---|
| Sosok Eva Nandha Anak Buruh asal Nganjuk Jadi Wisudawan Terbaik Unesa, Ini Kisah Inspiratifnya |
|
|---|
| Sosok Farid Lulusan FK UAD Yogyakarta, Dulu Diremehkan, Kini Berprestasi Punya 19 Jurnal Ilmiah |
|
|---|
| Surabaya Dev Dorong Mahasiswa Untag Surabaya Jadi Pencipta Teknologi AI |
|
|---|
| Kuliah Umum di Unair, Menteri PUPR : Pembangunan Infrastruktur Tak Boleh Berhenti di Kota Besar |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/ekosistem-pendidikan-tinggi-berbasis-riset-kolaborasi-dan-kesiapan-kerja.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.