Anggota Komisi D DPRD Surabaya Ajeng Wira Wati Sikapi Kasus Bullying di Kalangan Pelajar

Era gadget benar-benar menjadi tantangan bersama karena makin berkurangnya interaksi dengan lingkungan.

Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID/Nuraini Faiq
CEK KESEHATAN GRATIS - Anggota Komisi D DPRD Surabaya Ajeng Wira Wati. Ketua Fraksi Gerindra ini menyikapi sejumlah aksi perundungan (bullying) di kalangan pelajar yang berakibat fatal. 
Ringkasan Berita:
  • Bullying yang dialami pelajar hingga berakibat fatal ikut disikapi Anggota Komisi D DPRD Surabaya Ajeng Wira Wati. Ia miris melihat perkembangan anak-anak sekarang yang jauh dari budaya unggah-ungguh dan tepo seliro. 
  •  Menurutnya pemicunya adalah gadget dan aktivitas di dalamnya. Juga banyak faktor,  lingkungan, pergaulan dan keseharian
  • Ajeng mendorong agar sekolah makin menjalankan perannya dalam menumbuhkembangkan budaya saling menghargai dan empati

 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Anggota Komisi D DPRD Surabaya Ajeng Wira Wati menyikapi sejumlah aksi perundungan (bullying) di kalangan pelajar yang berakibat fatal. Bahkan salah satu pelajar SMP di Tangerang sampai meninggal dunia.

"Era sekarang menuntut semua harus makin memahami budaya luhur kita yang menjunjung tepo seliro. Empati, saling menghargai harus ditanamkan sejak dini," kata Ajeng, Senin (16/11/2025).

Era gadget benar-benar menjadi tantangan bersama karena makin berkurangnya interaksi dengan lingkungan. Masyarakat sekarang dan anak-anak makin aktif berinteraksi di medsos.

Baca juga: Pelaku Ledakan SMAN 72 Adalah Siswa Sekolah, Polisi Dalami Dugaan Bullying

Tidak mengenal lingkungan mereka sendiri. Sementara interaksi sosial hanya berlangsung semu di gawai mereka.

Budaya saling memahami dan saling dukung antarsesama tidak berjalan. Yang tumbuh adalah budaya ngerjai dan membully.

Miris Melihat Perkembangan Anak

Ketua Fraksi Gerindra DPRD Surabaya ini miris melihat perkembangan anak-anak sekarang yang jauh dari budaya unggah-ungguh dan tepo seliro.

Mereka hanya melihat dirinya sendiri tanpa menghargai sesama.

Bahkan menghargai yang lebih tua pun di era sekarang. Mengerjai teman dan membuli seakan-akan sudah menjadi menu utama dalam keseharian.

Baca juga: Pemkot Blitar Akan Terapkan Jam Malam untuk Anak Sebagai Upaya Cegah Aksi Bullying

 Salah satu pemicunya adalah gadget dan aktivitas di dalamnya.

"Banyak faktor. Lingkungan, pergaulan dan keseharian. Sekolah menjadi benteng kecil. Tapi benteng utama adalah keluarga. Jangan sampai medsos dan budaya digital meruntuhkan tatanan dan ketahanan keluarga," kata Ajeng.

Perilaku kekerasan anak salah satunya juga karena kurang berjalannya fungsi keluarga.

Diakui, hidup tanpa media digital era sekarang sebuah keniscayaan. Keluarga harus memantau dan mengawasi aktivitas digital anak.

Untuk mengurangi perilaku bullying adalah melibatkan teman sebaya, aktor sesama usia.

Program Teman Sebaya

Teman dekat untuk mengingatkan. Di Surabaya sudah menjalankan program Teman Sebaya ini.

Bahkan kini juga dijalankan aplikasi SITALAS (Sistem Informasi Kota Layak Anak Surabaya) di Surabaya.

Platform digital untuk anak-anak menyuarakan aspirasi, gagasan, dan masukan mereka secara langsung kepada pemerintah

Ajeng mendorong agar sekolah makin menjalankan perannya dalam menumbuhkembangkan budaya saling menghargai dan empati. "Kami yakin orang Surabaya itu budaya saling menghargainya tinggi," katanya.

Yang dibutuhkan adalah budaya peduli dan tidak membiarkan lingkungan menjadi tumbuh subur bullying. Begitu juga di medsos harus ditumbuhkan saling peduli. Kegiatan sekolah harus lebih sering diarahkan kepada budaya peduli ini.

Sanksi tegas bagi pelaku bullying baik verbal maupun fisik harus dilakukan. Kalau hanya berharap sanksi sosial, generasi sekarang tidak akan jera. Sanksi sosial tidak mengena di era sekarang.

"Salah satu solusi mengatasi praktik bullying adalah merangkul mereka dalam aktivitas yang mereka akrabi. Gandeng netizen untuk menumbuhkembangkan budaya peduli dan tepo seliro terhadap sesama," kata Ajeng.

BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved