Bangunan Ponpes di Sidoarjo Ambruk

SOSOK Mohammad Adam Vidiansyah Korban Musala Ponpes Al Khoziny, Dikenal Baik dan Bersahabat

Paman korban mengakui, keponakannya itu memiliki kepribadian yang baik hati. Mudah bergaul, dan memiliki banyak teman

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.co.id/Ahmad Zaimul Haq/Luhur Pambudi
SALAT JENAZAH - Salat jenazah oleh santri dan keluarga untuk tujuh korban yang terdapat dalam delapan kantung jenazah korban ambruknya Ponpes Al-Khoziny Buduran Sidoarjo yang berhasil diidentifikasi kembali oleh Anggota Tim DVI RS Bhayangkara Surabaya, Senin (6/10/2025) sebelum dibawa ke rumah duka. Dan Rohmadun paman Mohammad Adam Vidiansyah (13) korban runtuhan Gedung Ponpes Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, saat di Tenda Tunggu Keluarga RS Bhayangkara Surabaya 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Jenazah Mohammad Adam Vidiansyah (13) menjadi satu di antara delapan korban ambruknya Gedung Ponpes Al-Khoziny, Sidoarjo, yang yang dilansir pertama kali oleh Tim DVI RS Bhayangkara Surabaya karena berhasil diidentifikasi pada Kamis (9/10/2025) sore. 

Paman korban Rohmadun (55) mengakui, keponakannya itu memiliki kepribadian yang baik hati. Mudah bergaul, dan memiliki banyak teman. 

Tak ayal, datangnya kabar bahwa tubuh Adam panggilannya itu, hilang tertimbun reruntuhan ambruknya Gedung Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo, membuat keluarga besar dan teman-teman sepermainan di rumah, menangis. 

Baca juga: 8 Jenazah Korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Kembali Teridentifikasi, Ada Santri Asal Bogor Jabar

"Sosoknya baik, mudah bergaul sama teman-temannya. Grapyak. Posturnya kurus dan tinggi. Keluarganya menangis semua (dapat kabar Adam menjadi korban runtuhan)," ujarnya saat ditemui di RS Bhayangkara Surabaya, pada Kamis (9/10/2025). 

Orangtua Adam sempat menunggu proses pencarian para para korban di posko Basarnas sejak hari kejadian.

Hingga berkeliling beberapa rumah sakit untuk memastikan keberadaan sang anak. 

Baca juga: 13 Jenazah Santri Korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Dimakamkan di Bangkalan

Ternyata, upaya tersebut tak membuahkan hasil. Bahkan sampai proses pencarian korban dinyatakan berhenti.

Dan area lokasi ambruknya bangunan sudah bersih dari puing-puing beton yang tak berbentuk. 

Hingga akhirnya muncul sebuah kabar bahwa Posko DVI dipusatkan di RS Bhayangkara Surabaya.

Akhirnya, Rohmadun membantu keluarga korban untuk memantau perkembangan proses identifikasi terhadap semua jenazah korban. 

"Saya cuma diminta untuk menunggu dan membantu memantau. Saya sudah 4 hari ini, menunggu," kata kakek empat cucu itu. 

Baca juga: 6 Pernyataan Pengurus Ponpes Al Khoziny usai Ambruknya Bangunan Mushola Tewaskan 67 Santri

Namun, Rohmadun mengakui meninggalnya sang keponakan dalam keadaan husnul khotimah karena sedang menuntut ilmu di ponpes dan saat sedang menunaikan ibadah Salat Asar. 

"Takdir ya, ini saya pasrah kepada Sang Kuasa. Ini jalan terbaik, meninggal dalam keadaan ibadah dan sekolah," pungkasnya. 

Sementara itu, sejumlah delapan identitas jenazah korban dari ambruknya Ponpes Al-Khoziny Buduran Sidoarjo berhasil diketahui identitasnya kembali oleh Anggota Tim DVI RS Bhayangkara Surabaya, pada Kamis (9/10/2025) sore. 

Baca juga: Polda Jatim Bakal Periksa Pimpinan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo : Semua Sama di Depan Hukum

Delapan orang jenazah yang berhasil diidentifikasi tersebut berasal dari proses pencocokan sampel data Post-Mortem (PM) dan Ante-Mortem (AM) terhadap delapan kantung jenazah. 

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved