Bangunan Ponpes di Sidoarjo Ambruk

Tangis Sukarti Ratapi Jenazah Sang Anak Mohammad Aziz Pratama Santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

Sukarti sang ibunda, yang baru tiba di RS Bhayangkara Surabaya ingin melihat wajah sang anak sulung setelah lebih dari seminggu

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Titis Jati Permata
Tribun Jatim/Luhur Pambudi
TERIDENTIFIKASI - Foto semasa hidup Mohammad Aziz Pratama Yudistira (16). Ibunda Aziz, Sukarti terus menerus menangis seusai melihat kondisi wajah dan jenazah sang anak di RS Bhayangkara Surabaya, pada Senin (6/10/2025) 

Apalagi, tatkala dirinya pada saat mendatangi ponpes tersebut tepat pada hari kejadian, dan tidak menemukan keberadaan sang keponakan hingga seminggu ke depan, yakni pada Senin (6/10/2025). 

"Jam 12.00 sampai 12.30 WIB. Itu video 4 tahun lalu, iya tiba-tiba di-like orang. Nah ini ada apa. Pas jam 14.30, saya habis salat Ashar, saya dapat telpon. Kalau di ponpes Itu ada musibah gedung ambruk," terangnya. 

Setahu Muzaini, keluarga Aziz terakhir kali berkomunikasi dengan sang anak pada dua hari sebelum kejadian, Sabtu (27/10/2025). 

Itu pun sebenarnya pihak keluarga dikirimi video oleh pengajar pondok yang merekam momen Aziz sedang menyetorkan hafalan mengaji sebuah kitab. 

Video tersebut membuat terenyuh keluarga Aziz di rumah. Maklum saja, jarak tempuh panjang membentang di antara tiga provinsi Pulau Jawa; Cikarang Jabar dengan Sidoarjo Jatim, tak bisa membuat orangtua Aziz sering-sering sambang. 

"Aziz kelas 2 SMA. Terakhir komunikasi, keluarga dapat kiriman video dari ustadnya, korban setor hafalan kitab. Hari Sabtu. Iya 2 hari sebelum kejadian," jelasnya. 

Mengenang sosok Aziz, seingat Muzaini, sulung dari dua bersaudara itu, merupakan pribadi yang lugu dan pendiam.

Meskipun secara akademis, Aziz terbilang sebagai anak yang biasa-biasa. Namun, memiliki karakter yang rajin dan gigih. 

"Dia rajin. Dan polos. Dia itu kalau lagi liburan puasa. Di rumah enggak ngapa ngapain. Ya dia lebih memilih habiskan waktu sama orangtua mungkin. Palingan dia main ke rumah temannya. Tapi kalau disuruh pulang ya pulang," katanya. 

Terlepas dari itu semua, Muzaini benar-benar dibuat kagum dengan momentum meninggalnya sang keponakan karena ditengah proses menuntut ilmu dan tepat saat sujud menjelang rakaat ketiga. 

"Meninggalnya dia saat sujud salat ashar rakaat ketiga. Ashar 4 rakaat, dia lagi rakaat ketiga, lalu ambruk. Ini meninggalnya sahid, kami minta do'anya ya mas," pungkasnya. 

Sementara itu, kantong jenazah bernomor PM RSB B-027 teridentifikasi melalui gigi, medis dan properti atau barang kepemilikan, cocok dengan nomor AM 039 sebagai Mohammad Aziz Pratama Yudistira, laki-laki 16 tahun, alamat Kampung Pulo Kapuk Mekar Mukti Cikarang Utara Bekasi Barat, Jabar. 

Kabiddokkes Polda Jatim Kombes Pol dr M Khusnan Marzuki mengatakan, terungkapnya identitas tujuh jenazah pada hari ini, menambah daftar nama korban meninggal dunia yang berhasil diidentifikasi dalam insiden tersebut, menjadi total 17 jenazah. 

"Sampai hari ini, tim gabungan telah berhasil mengidentifikasi total 17 korban dari 59 kantong jenazah yang diterima. Saat ini proses operasi DVM masih berjalan dengan melakukan pendalaman baik nomor AM maupun PM," ujar dr M Khusnan, di depan Kamar Mayat RS Bhayangkara Surabaya

BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS

 

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved