Emdeki Utama Mulai Fokus Garap Agrikultur, Potensi Penggunaan Carbid Lebih Luas

Selama ini kalsium karbida (carbid) banyak dipakai untuk proses desulphurisasi di sektor baja dan smelter.

Penulis: Wiwit Purwanto | Editor: Wiwit Purwanto
surya.co.id/wiwit purwanto
AGRIKULTUR - Yudi Cahyono direktur MDKI (kanan) didampingi Vincen Secaprana direktur MDKI saat Public Expose Senin (24/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Kondisi industry baja belum pulih menekan konsumsi secara signifikan.
  • Langkah diversifikasi pun diambil MDKI mulai melirik sektor agrikultur 
  • MDKI telah menjalankan uji coba penggunaan carbid di sektor pertanian selama dua musim tanam. 

 

SURYA.co.id Surabaya - PT Emdeki Utama Tbk (MDKI) mulai fokus garap  sektor agrikultur sebagai sumber baru, hal ini dilakukan menyusul melemahnya permintaan dari industri baja dan smelter dalam dua tahun terakhir. 

Selama ini, kalsium karbida (carbid) banyak dipakai untuk proses desulphurisasi di sektor baja dan smelter, namun kondisi pasar yang belum pulih menekan konsumsi secara signifikan.

Direktur MDKI Yudi Cahyono menjelaskan melemahnya permintaan itu karena industri baja masih terbebani berbagai regulasi larangan dan pembatasan, mulai dari kuota, SNI, hingga aturan anti-dumping. 

Sementara impor baja tetap membanjiri pasar. “Dengan kondisi baja yang masih tertekan, termasuk belum pulihnya Krakatau Steel dan ditutupnya sejumlah produsen seperti Ispat Indo, permintaan carbid untuk desulphuriser ikut melemah,” ujarnya dalam public expose, Senin (24/11/2025).

Hal yang sama terjadi di sektor smelter. Banyak produsen kini mengalihkan penjualan feronikel ke China yang tidak mensyaratkan standar kualitas tinggi, sehingga penggunaan desulphuriser berkurang.

Baca juga: Kebanggaan Ngawi Pada Inovasi Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan, Apa Itu ? 

“Dulu smelter memasok Eropa dan Amerika, sehingga wajib pakai desulphuzer. Sekarang pasar lebih banyak ke China yang mementingkan volume, bukan kualitas,” kata Yudi.

Dengan kondisi tersebut, MDKI memilih menunda ekspansi produk desulphurizer hingga pasar kembali stabil. Perusahaan memperkirakan pemulihan permintaan dari baja maupun smelter belum akan terjadi pada 2025.

Sementara untuk kinerja perseroan, pada Kuartal III/2025, MDKI mencatat penjualan kalsium karbida sebesar 9.184 ton, turun 4,08 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 9.575 ton. 

Hingga akhir 2025, penjualan diproyeksikan mencapai 13.018 ton.

Meski volume turun, laba perseroan hingga Kuartal III/2025 tercatat naik 21,82 % menjadi Rp24,5 miliar, dari Rp20,10 miliar pada Kuartal III/2024.

Langkah diversifikasi pun diambil MDKI mulai melirik sektor agrikultur yang dinilai memiliki potensi besar dan penggunaan carbid yang luas. 

Baca juga: PT Emdeki Utama Gresik Siapkan 3 Langkah Startegis untuk Tingkatkan Kinerja di Tahun 2025

“Kami mencari sumber permintaan baru dan melihat sektor agro sebagai pasar yang menjanjikan. Dulu carbid sudah pernah dipakai, dan sekarang kami ingin menggarapnya lebih serius,” jelas Yudi.

MDKI telah menjalankan uji coba penggunaan carbid di sektor pertanian selama dua musim tanam. 

Pada musim pertama, petani masih ragu dan menganggap hasil positif hanya kebetulan. Uji coba kemudian diperpanjang hingga musim kedua dan mendapat respons lebih baik.

“Setahun ini kami turun langsung ke petani untuk sosialisasi. Hasilnya memuaskan dan mereka mulai percaya manfaat carbid,” ujarnya.

Yudi memaparkan manfaat Carbid untuk pertanian, pada uji coba sebagai berikut.

Mempercepat masa pembibitan pada kentang dan bawang merah, masa dormansi bibit bisa dipangkas dari enam bulan menjadi sekitar 1,5 bulan.

Memperbaiki kualitas tanah, campuran kapur dan carbid (kalsido) membantu mengurangi keasaman tanah akibat penggunaan intensif.

Mengurangi serangan hama, karena aroma carbid tidak disukai hama tertentu sehingga dapat menekan serangan tanpa pestisida.

Pihaknya juga menargetkan pemetaan pasar agrikultur yang paling potensial rampung pada 2026 sehingga strategi penetrasi bisa lebih agresif.

Yudi menyebut kontribusi sektor agrikultur pada tahun pertama mendatang, diperkirakan hanya sekitar 5 % .

Menurutnya karena pasar ini membutuhkan edukasi. “Butuh waktu membangun kepercayaan,” ujarnya. Ia optimis pada 2027 dan seterusnya, pertumbuhan akan meningkat seiring semakin banyaknya petani yang merekomendasikan penggunaan carbid.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved