Berita Viral

Sosok Gubernur Papua yang Copot 2 Direktur RS Imbas Kasus Irene, Ibu Hamil Tewas Ditolak Lahiran

Inilah sosok Gubernur Papua Mathius D Fakhiri yang bersikap tegas terkait kasus kematian Irene Sokoy, ibu hamil yang tewas usai ditolak lahiran.

Kolase Tribun papua
IBU HAMIL MENINGGAL - (kanan) Gubernur Papua Mathius D Fakhiri. (kiri) Makam Irene Sokoy, ibu hamil yang tewas usai ditolak lahiran. 

Ringkasan Berita:
  • Ibu hamil di Jayapura, Irene Sokoy, meninggal setelah ditolak empat rumah sakit saat hendak melahirkan.
  • Penolakan terjadi karena alasan ketiadaan ruangan, biaya, hingga kebutuhan operasi.
  • Keluarga tak mampu memenuhi biaya perawatan dan operasi yang diminta salah satu rumah sakit.
  • Irene meninggal di perjalanan menuju RS rujukan terakhir, bersama bayi dalam kandungannya.
  • Gubernur Papua menegaskan rumah sakit tidak boleh menolak pasien dan akan mencopot direktur rumah sakit yang terlibat.

 

SURYA.co.id - Gubernur Papua, Mathius D Fakhiri tak tinggal diam atas kematian salah satu warganya, Irene Sokoy.

Irene meninggal dunia setelah ditolak melahirkan di sejumlah rumah sakit.

Mathius berjanji bakal mencopot dua direktur Rumah Sakit yang diduga bertanggung jawab atas insiden ini.

Irene Sokoy, seorang ibu hamil dari Kampung Hobong, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, meninggal dunia bersama bayi yang dikandungnya setelah ditolak oleh beberapa rumah sakit saat hendak melahirkan pada Senin (17/11/2025).

Melansir dari Tribun Papua, Peristiwa tragis ini terjadi setelah Irene dipindah-pindahkan dari satu fasilitas kesehatan ke fasilitas lainnya tanpa mendapat penanganan yang dibutuhkan.

Menurut keluarga, rasa sakit yang dialami Irene mulai muncul sekitar pukul 03.00 WIT.

Dalam kondisi darurat, keluarga segera membawa Irene dari Kampung Kensio dengan menggunakan speedboat menuju RSUD Yowari. Mereka berharap Irene bisa segera menjalani proses persalinan.

Namun harapan itu pupus ketika pihak RSUD Yowari menolak menangani proses persalinan.

Dokter menyebut bahwa berat bayi di kandungan mencapai 4 kilogram sehingga Irene memerlukan tindakan operasi. Rumah sakit kemudian merujuknya ke RSUD Abepura.

Setiba di RSUD Abepura, Irene kembali tidak mendapat layanan.

Keluarga kemudian memutuskan membawa Irene ke RS Dian Harapan, namun hasilnya tetap sama, tidak ada tindakan medis yang diberikan.

Perjalanan Irene berlanjut ke RS Bhayangkara. Sayangnya, kamar perawatan sudah penuh.

Hanya ruang VIP yang tersedia, dan pihak keluarga diminta membayar Rp4 juta sebelum Irene dapat masuk.

Selain itu, mereka juga diminta menyiapkan Rp8 juta sebagai biaya operasi. Kondisi ekonomi keluarga yang terbatas membuat permintaan tersebut tidak dapat dipenuhi.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved