Jalur Pendakian Gunung Lawu Via Cemorosewu Tetap Dibuka, Ini Syaratnya

Jika masuk fase hujan berat, disertai hembusan angin kencang, pihaknya tidak bisa kompromi untuk menutup

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Wiwit Purwanto
surya/Febrianto Ramadani (Febrianto)
Para pendaki berdatangan di pintu Masuk Pos Pendakian Gunung Lawu via Cemorosewu, Desa Ngancar, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Minggu (7/7/2024).meski berstatus waspada jalur pendakian Gunung Lawu via Cemorosewu Magetan, saat ini masih beroperasi normal. 
Ringkasan Berita:
  • Meski berstatus waspada jalur pendakian Gunung Lawu via Cemorosewu Magetan, saat ini masih beroperasi normal.
  • Rutin patroli memastikan keamanan rute, sekaligus memeriksa titik-titik rawan seperti jalur berbatu, area berakar licin, dan lokasi yang berpotensi terjadi longsor kecil.
  • Keselamatan pendaki menjadi prioritas utama dalam pengelolaan jalur pendakian.

 

SURYA.co.id - Pengelola jalur pendakian Gunung Lawu via Cemorosewu Magetan, menyampaikan jalur pendakian berstatus waspada, seiring cuaca yang mulai tidak menentu.

Namun meski berstatus waspada jalur pendakian Gunung Lawu via Cemorosewu Magetan, saat ini masih beroperasi normal.

Asper BKPH Lawu Selatan, Mulyadi, menekankan keselamatan pendaki menjadi prioritas utama dalam pengelolaan jalur pendakian.

“Perhutani terus memantau cuaca harian, sebelum mengambil keputusan,” ujar Mulyadi, Selasa (18/11/2025).

Meski jalur pendakian tetap buka, lanjutnya, jika terjadi hujan yang sangat lebat dengan intensitas tinggi, terus menerus, disertai dengan angin, jalur berpotensi ditutup sewaktu-waktu demi keselamatan pendaki.

Baca juga: Warung Mbok Yem Gunung Lawu Buka Lagi,  Saelan Putra Ketiga Mbok Yem Jadi Penerus

Menurutnya, cuaca bisa berubah dalam hitungan menit di Gunung Lawu.

Maka dari itu, jika masuk fase hujan berat, disertai hembusan angin kencang, pihaknya tidak bisa kompromi.

“Kondisi cuaca di pegunungan Lawu dapat berubah cepat, sehingga pengelola tidak ingin mengambil risiko. Biasanya keputusan penutupan langsung kami ambil di lapangan,” tuturnya.

Rutin Patroli

Selain pemantauan, Mulyadi menjelaskan timnya rutin patroli guna memastikan keamanan rute, sekaligus memeriksa titik-titik rawan seperti jalur berbatu, area berakar licin, dan lokasi yang berpotensi terjadi longsor kecil.

Pihaknya menegaskan, pendaki wajib lebih disiplin selama kondisi cuaca tidak menentu demi mengurangi risiko kecelakaan.

Baca juga: Mirip Tawaf, Puluhan Orang Berbaju Putih Lakukan Ritual di Gunung Lawu, Ini Yang Dilakukan 

“Kami tetap mengingatkan pendaki agar memperhatikan kondisi sekitar, terutama setelah hujan. Jalurnya bisa sangat licin. Pendaki jangan memaksakan diri kalau cuaca sudah gelap atau hujan mulai deras,” Jelas Mulyadi.

“Apabila kondisi tidak memungkinkan, lebih baik menunda pendakian daripada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Cek prakiraan cuaca terbaru, membawa perlengkapan hujan, headlamp, dan baju ganti,” tambahnya.

Ia berpesan pendaki yang melakukan perjalanan malam hari diminta mematuhi arahan petugas di basecamp maupun pos pengawasan.

“Prinsipnya, kami membuka jalur selama cuaca masih dalam batas aman. Begitu ada tanda-tanda membahayakan, kami bergerak cepat untuk menutup. Ini semua demi keselamatan bersama,” pungkas Mulyadi

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved