Sosok Munawar AR Anggota DPRA yang Sebut Kekejaman Pengeroyok Arjuna di Masjid Mirip Tentaran Israel

SURYA.co.id - Inilah sosok munawar AR, anggota DPRA yang blak-blakan sebut kekejaman pengeroyok Arjuna di masjid mirip tentara Israel.

Sebuah peristiwa memilukan mengguncang publik. Arjuna Tamaraya (21), mahasiswa asal Kabupaten Simeulue, Aceh, menjadi korban pengeroyokan hingga tewas di Masjid Agung Sibolga, Sumatera Utara.

Insiden keji itu terjadi pada Jumat (31/10/2025) sekitar pukul 03.30 WIB, ketika korban tengah terlelap di pelataran masjid di Jalan Diponegoro, Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan Sibolga Kota.

Rekaman CCTV memperlihatkan detik-detik tragis saat lima orang pelaku mendatangi Arjuna yang sedang tidur.

Tanpa peringatan, mereka langsung melancarkan serangan brutal. Pukulan pertama mengenai kepala korban dan membuatnya jatuh tersungkur.

Meski sudah tidak berdaya, kelimanya terus melakukan penganiayaan secara membabi buta.

Dalam video yang kini viral di media sosial, salah satu pelaku terlihat menyeret tubuh korban ke area parkiran masjid.

Warga sekitar sempat melarikan Arjuna ke RSUD Dr. F.L. Tobing Sibolga, namun luka parah di bagian kepala membuat nyawanya tak tertolong.

Baca juga: 4 Fakta Arjuna Pemuda Tewas Dikeroyok Gara-gara Istirahat di Masjid Sibolga, Polisi: Murni Kriminal

Pada Sabtu (1/11/2025) pukul 05.55 WIB, Arjuna dinyatakan meninggal dunia.

Hingga Rabu (5/11/2025), video berdurasi pendek yang diunggah akun Instagram @dj_donny telah ditonton lebih dari 1,3 juta kali. Publik mengecam keras aksi biadab yang dilakukan di tempat ibadah.

Disebut Mirip Tentara Israel

Kemarahan pun datang dari berbagai pihak, terutama tokoh-tokoh asal Aceh yang menilai tindakan tersebut sangat tidak manusiawi.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Munawar AR Nohwan, membandingkan kekejaman itu dengan kekerasan yang terjadi di Palestina.

"Saya sudah menonton video pengeroyokan warga Simeulue."

"Benar-benar biadab, seperti tentara Zionis Israel menyerang warga Palestina di Masjidil Aqsa," ujarnya, dikutip dari Serambinews.com, Rabu.

Munawar mendesak aparat penegak hukum agar menjatuhkan hukuman seberat-beratnya kepada para pelaku.

Ia menegaskan, keadilan harus ditegakkan agar tidak ada lagi korban serupa.

"Kasus ini harus dikawal sampai pelaku benar-benar dihukum berat."

"Jangan sampai hukuman ringan yang membuat keluarga korban terluka untuk kedua kali," tambahnya.

Sementara itu, Sudirman Haji Uma, anggota DPD RI asal Aceh, juga mengecam keras tindakan tersebut.

Ia menyebut bahwa perbuatan para pelaku telah mencoreng kesucian rumah ibadah.

“Kita mengutuk keras atas peristiwa tragis yang menimpa saudara Arjun,” katanya, dikutip dari Serambinews.com.

Nada serupa disampaikan oleh Azhari Cagee, senator Aceh lainnya. Ia menilai, hukuman mati layak dijatuhkan sebagai bentuk keadilan setimpal.

“Agar hal serupa tidak terjadi di daerah-daerah yang lain, maka kita meminta agar pelaku dihukum dengan tegas."

“Tindakan yang menghilangkan nyawa maka harus dibayar dengan nyawa, harus setimpal," ucapnya.

Sosok Munawar AR

Munawar AR, yang akrab disapa Ngoh Wan, adalah salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) periode 2024–2029 dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Ia mewakili Daerah Pemilihan 1 yang meliputi Kota Banda Aceh, Aceh Besar, dan Kota Sabang, dengan perolehan sekitar 15 ribu suara pada Pemilu 2024.

Dalam struktur DPRA, Munawar AR dipercaya sebagai Ketua Fraksi PKB, posisi yang menandakan peran pentingnya dalam menentukan arah kebijakan partai di parlemen Aceh.

Ia juga menjadi anggota tim inti revisi Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA), yang merupakan salah satu agenda besar politik daerah saat ini.

Selain aktif di parlemen, Munawar dikenal vokal terhadap isu-isu ekonomi Aceh.

Ia pernah menyoroti potensi kerugian daerah hingga Rp372 miliar per tahun akibat ekspor CPO Aceh yang dilakukan lewat Sumatera Utara, dan mendorong pemerintah membangun pelabuhan ekspor khusus CPO di Aceh agar keuntungan bisa dinikmati masyarakat setempat.

Meski belum banyak informasi publik tentang latar belakang pribadi dan riwayat pendidikannya, Munawar AR dikenal sebagai figur muda yang kritis dan berkomitmen memperjuangkan kepentingan rakyat Aceh, terutama dalam bidang ekonomi dan tata kelola pemerintahan daerah.

Kasus ini bukan sekadar tindak kekerasan, tetapi juga potret buram kemanusiaan di ruang yang seharusnya paling damai, rumah ibadah.

Arjuna, mahasiswa muda yang sedang beristirahat, menjadi simbol korban atas hilangnya empati di tengah masyarakat.

Penulis menilai, penyebaran video CCTV bukan hanya mengungkap kebenaran, tetapi juga menggugah kesadaran publik bahwa kekerasan bisa terjadi di mana saja.

Reaksi keras para pejabat Aceh menunjukkan solidaritas yang penting untuk menegakkan keadilan.

Namun, keadilan tidak berhenti di vonis pengadilan, ia juga menuntut refleksi sosial agar tragedi serupa tak terulang.

Keamanan tempat ibadah harus dijamin tanpa pandang bulu.

Tragedi Arjuna semestinya menjadi pengingat bahwa kemanusiaan adalah nilai yang harus dijaga di atas segalanya.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id